Orang bisa melakukan aktivitas tidur siang di mana saja. Di restoran cepat saji, misalnya. Selalu ada orang yang tertidur pada siang hari dengan menelungkupkan kepala di atas meja. Mereka melakukannya tanpa sembunyi-sembunyi dan tidak terganggu dengan suasana di sekeliling.
Di toko mebel seperti Ikea juga bukan pengecualian. Pengunjung akan melihat orang tidur siang di atas sofa, kursi, dan tempat tidur yang dipajang di toko ini.Â
Pertama sekali saya melihatnya di Beijing. Saya heran dan bertanya-tanya, mengapa tidak ada yang menegur mereka. Pemandangan yang sama saya lihat juga di Shanghai. Belakangan saya mengerti, kebiasaan ini adalah tradisi tidur siang yang bagi penduduk di Tiongkok.Â
Baru beberapa tahun belakangan ini Ikea mengeluarkan larangan tidur siang di toko mereka. Banyak pengunjung yang menggunakan sofa dan tempat tidur di toko dengan sesuka hati, melepas sepatu dan menyelinap di bawah selimut. Persis seperti mereka tidur di rumah sendiri.
Tidur siang dan manfaatnya
Sebetulnya, tradisi tidur siang tidak hanya ada di China. Bangsa lain juga memiliki kebiasaan yang mirip, dengan latar belakang masing-masing. Misalnya, di Spanyol ada budaya tidur siang yang disebut dengan Siesta, di Jepang ada Inemuri.
Di China, tidur siang dikenal dengan istilah Xuixi (beristirahat). Kebiasaan tidur siang di Tiongkok ini dipengaruhi oleh iklim di negara empat musim ini.
Pada musim panas, temperatur udara tinggi dan lembab. Orang cenderung sering terbangun pada malam hari dan sulit untuk tidur nyenyak. Oleh karena itu, tidur siang diperlukan untuk mendapatkan tidur yang cukup dalam sehari.
Berdasarkan penelitian para ahli, tidur siang bermanfaat untuk tubuh. Durasi yang paling ideal adalah sekitar 20 menit. Namun begitu, lama waktu tidur siang sebetulnya ditentukan oleh tubuh masing-masing orang.
Tidur siang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh karena dapat mengurangi tingkat stres. Bahkan jika dilakukan secara rutin dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Hak fundamental warga
Di China, tidur siang adalah hal penting yang merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari. Sejak dini para orang tua sudah mengajarkan anak-anak mereka akan pentingnya tidur siang untuk kesehatan. Â
Bahkan tidur siang merupakan hak fundamental warga yang tertuang dalam undang-undang. (Pasal 43 Konstitusi mengacu pada hak umum untuk beristirahat, di samping hak untuk bekerja juga dijamin dalam Konstitusi.)
Tidak heran jika terlihat di kantor-kantor ada karyawan yang tertidur dengan merebahkan kepala di atas meja kerja, bersandar di kursi kerja mereka, atau di ruang lain yang disediakan kantor sebagai ruang untuk istirahat. Â
Di Taiwan, saat istirahat siang, banyak kantor mematikan lampu selama beberapa waktu setelah makan siang sehingga karyawan dapat tidur di meja kerja mereka.Â
Jadi, tertidur di tempat umum dan di tempat kerja bukanlah hal yang tabu atau memalukan. Jadi, sudah seharusnya orang lain menghormati kebiasaan ini.
Hanya saja, ada yang tidur sembarangan. Misalnya, supir taksi yang sedang membawa penumpang. Ini berdasarkan pengalaman pribadi. Pernah beberapa kali supir taksi memanfaatkan tidur siangnya saat berhenti di lampu merah. Terpaksa bahunya harus dicolek agar bangun saat lampu sudah hijau.
Belakangan ini, banyak karyawan yang mulai meninggalkan kebiasaan tidur siang pada hari kerja, terutama karyawan di perusahaan besar dan perusahaan asing.
Napoleon pernah berkata;
"Ketika China terbangun, dunia bergetar."Â
Ada gurauan, bahwa kemajuan yang diraih China hingga saat ini dilakukan sambil "tidur siang".Â
Artinya, jika semakin banyak orang China yang meninggalkan tradisi tidur siang ini, bisa dibayangkan bagaimana pesatnya keberhasilan yang akan menunggu di depan mata.Â
(Hennie Triana Oberst - DE, 21.01.2022)
Rujukan:
Schlafgewohnheiten Menschen in China
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H