Di Jerman, vaksinasi Covid-19 tidak wajib bagi warga. Diharapkan setiap individu memiliki kesadaran dan tanggung jawab moral demi memutus rantai penularan virus corona yang juga terus bermutasi.
Virus yang berubah merupakan salah satu yang memperparah penyebaran dan menyebabkan vaksin kurang efektif melawan virus yang bermutasi menjadi virus varian baru.Â
Perilaku masyarakat juga mempengaruhi hal ini. Penyelenggaraan pesta dan warga yang berkumpul di restoran, bar, dan klub sudah kembali dilakukan dengan aturan 3G (Geimfpt, Genesen, Getestet).
Orang yang boleh mengikuti acara harus menunjukkan salah satu bukti dari aturan 3G ini (bukti vaksin, atau penyintas Covid-19, atau menunjukkan bukti negatif hasil tes corona).Â
Perjalanan antar negara yang berlaku hampir normal juga menjadi penyebab. Sejak musim panas yang lalu banyak negara yang sudah menerima wisatawan, termasuk Jerman. Warga yang keluar masuk negara menjadi salah satu faktor penularan.Â
Saat ini lebih kurang 70 persen penduduk Jerman telah mendapatkan dua dose vaksin. Jumlah ini dianggap masih terlalu kecil dari target minimal 85 persen. Selain itu 2 dose vaksin ternyata tidak cukup.Â
Dari penelitian di Inggris menunjukkan bahwa kemungkinan tertular Covid-19 meningkat semakin lama jarak vaksinasi yang telah dilakukan. Vaksinasi booster yang merupakan vaksin Covid-19 dosis ketiga ini diperlukan setelah enam bulan mendapatkan dosis kedua.Â
Booster vaksin dapat didapatkan di praktik dokter umum keluarga (Hausarzt), pediatri (Kinderarzt), dokter spesialis lainnya, pusat vaksinasi, dan tim vaksinasi keliling.Â
Sepertinya vaksin covid ini perlu dilakukan setiap tahun seperti vaksin flu. Demi kesehatan bersama seharusnya tidak ada alasan yang memberatkan setiap warga. Namun, mengharapkan kesadaran semua orang tidak segampang yang kita pikirkan.
Di Jerman telah dibuka kembali pusat vaksinasi yang telah ditutup bulan September lalu.