Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jangan Sembarangan Menguburkan Hewan Peliharaan, Inilah 4 Pilihannya

15 November 2021   17:26 Diperbarui: 17 November 2021   03:37 5644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makam hewan peliharaan | foto: pixabay/fotoerich—

Cepat atau lambat hewan peliharaan akan pergi dan meninggalkan kita.

Dulu di rumah orang tua kami di Medan, kami memelihara beberapa ekor burung Balam Jambi. Kalau tidak salah, ini sejenis burung merpati.

Mereka hidup di dalam kandang setinggi 2 meter di halaman belakang rumah. Secara bergantian kami memberi makan, minum, membersihkan kandang, termasuk juga sesekali meletakkan tumpukan jerami di wadah tempat bertelur.

Kami tidak sempat menguburkan hewan-hewan cantik ini karena ada orang jahat yang melompati pagar, kemudian mencuri dan meninggalkan kandang kosong melompong.

Kehilangan yang menyesakkan. Kami pun memutuskan untuk tidak memelihara burung atau hewan lainnya.

Hingga satu hari kami memiliki seekor kucing yang sangat jinak. Kucing jantan yang datang sendiri dan memutuskan menetap di rumah kami.

Albert, begitu kami memanggilnya. Kucing putih hitam yang patuh dan selalu tidur di dapur. Sekali pun tidak pernah ia mengambil makanan yang bukan disediakan untuknya. 

Lumayan lama Albert menjadi bagian dari anggota keluarga kami. Hingga suatu hari Albert pergi dan tidak kembali. Kami tidak tahu keberadaannya. Apakah ada yang mengambilnya, atau dia memang ingin pergi selamanya? Pertanyaan yang tidak pernah terjawab.

Di Jerman, saat ini kami masih memiliki seekor kucing yang usianya cukup tua. Menurut dokter hewan langganan, kucing kami, Sissy, masih terbilang sehat. Namun begitu, kami yakin hidupnya tidak akan lama lagi.

Siap tidak siap kami harus bisa menerima jika suatu hari harus kehilangan Sissy. Memikirkan hal ini sudah mendatangkan rasa sedih. Bagaimanapun hewan peliharaan adalah bagian dari keluarga. 

Jika hewan peliharaan mati, ke mana sebaiknya menguburkan mereka? Di Jerman, ada beberapa tempat yang bisa dipilih sebagai tempat peristirahatan terakhir hewan-hewan ini.

1. Menguburkan di pekarangan

Pekarangan rumah adalah tempat yang cocok untuk penguburan hewan peliharaan. Tempat yang dekat dengan kita, juga tidak perlu repot mengurusnya. Namun, tidak semua hewan peliharaan boleh dikuburkan di halaman rumah.

Di sini hanya terbatas untuk hewan kecil yang diizinkan untuk dikuburkan di pekarangan. Misalnya, burung, hamster, dan kucing.

Harus diperhatikan juga penyebab kematian hewan peliharaan. Jika penyebabnya adalah penyakit, maka hewan tidak boleh dikubur di pekarangan. Tindakan ini untuk mencegah patogen menyebar lebih luas.

Kuburan hewan harus berjarak paling tidak 2 meter dari garis batas properti, kedalaman lubang minimal 50 cm, tetapi lebih baik 1 meter. Semakin dalam semakin baik untuk mencegah hewan lain menggali tempat ini.

Hewan peliharaan yang mati harus dibungkus dengan bahan yang mudah membusuk dan tidak merusak tanah misalnya kertas koran, handuk atau kain.

Pemakaman hewan | foto:  commons.wikimedia.org/Bwag
Pemakaman hewan | foto:  commons.wikimedia.org/Bwag

Ada hal lain yang sangat penting untuk diperhatikan sebelum mengubur hewan di pekarangan.

Sesuai aturan di Jerman, tidak diizinkan mengubur hewan jika letak rumah berada di area pasokan air minum atau di wilayah cagar alam. Alasannya, dapat mencemari air tanah. Jika kedapatan melanggar akan didenda sebanyak 50.000 euro.

Mengubur hewan juga dilarang di luar tanah milik pribadi, seperti di hutan, padang rumput, atau tanah kosong. Bila ketahuan melanggar dikenakan denda 15.000 euro.

2. Pemakaman hewan

Ada sekitar 120 tempat penguburan hewan di Jerman. Di area pemakaman ini hewan kesayangan dapat dikubur dan makamnya dapat dikunjungi sewaktu-waktu.

Pemakaman seperti ini tentu membutuhkan biaya. Lazimnya berkisar antara 100 hingga 300 euro, ditambah biaya untuk batu nisan, dan beberapa ratus euro untuk sewa tanah kuburan untuk jangka waktu tertentu.

3. Kremasi

Ada juga yang memilih untuk mengirim hewan peliharaan yang mati ke krematorium. Biaya kremasi rata-rata berkisar antara 100 sampai 500 euro.

Berbeda dengan abu manusia yang hanya boleh disimpan di pemakaman. Abu hewan dapat disimpan di rumah, dikuburkan di halaman rumah, atau ditaburkan.

(Di Jerman, pemakaman orang meninggal wajib dilakukan dan diatur dalam undang-undang. Oleh sebab itu  dilarang menyimpan abu manusia di rumah.)

4. Tempat pembuangan hewan

Cara ini merupakan pilihan yang tidak merepotkan dan relatif murah. Lazimnya pemilik hewan harus mengeluarkan biaya antara 30 sampai 50 euro.

Membuang di tempat penampungan hewan mati dapat diantar sendiri, atau minta dijemput dengan menghubungi nomor telepon lembaga atau organisasi yang menangani hal ini. Alternatif lain dititipkan di praktik dokter hewan dan mereka yang mengambil alih pengurusannya.

Tidak ada yang abadi.

Kepergian hewan peliharaan selalu meninggalkan rasa kehilangan yang dalam.

(Hennie Triana Oberst - DE, 15.11.2021)

Rujukan:

Sueddeutsche-Zeitung.de, Merkur.de

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun