Memasuki bulan November seperti sekarang ini, supermarket sekitar tempat tinggal kami mulai banyak menjual  daging bebek utuh segar.Â
Sebetulnya setiap hari ada daging bebek segar, tetapi hanya bagian dadanya. Sementara bebek utuh sering dijual dalam keadaan beku. Di toko daging dekat rumah bisa juga kami membeli daging bebek utuh, tetapi harus dipesan sehari sebelumnya.
Saya sangat suka daging bebek, tetapi biasanya hanya mengolah bagian dada saja, karena gampang dan cepat membuatnya. Menurut saya, tidak gampang mengolah daging bebek utuh. Ada aroma amis yang tidak disukai banyak orang jika salah memasaknya.
Mungkin alasan ini, dulu ibu kami tidak pernah memasak daging bebek. Olahan daging bebek biasanya kami nikmati saat ke rumah kakek dan nenek dari pihak ayah. Bagi saya, itulah masakan bebek terenak dan meninggalkan kenangan indah.
Bebek Barbary (Bebek barbar)
Saya kurang tahu ada berapa jenis bebek yang dijual di pasaran sini, tetapi saya memilih bebek barbary. Bebek ini rasanya lebih enak, aromanya tidak keras. Daging bebek barbary terlihat lebih merah dibandingkan bebek lainnya.
Ada beberapa nama untuk menyebut hewan jenis unggas yang mempunyai Latin "Cairina moschata" ini, misalnya bebek Barbary, bebek Turki, Moschusente (bebek musk/ kesturi).
Nama bebek barbar (barbary/ barbarie) berasal dari Prancis, mungkin karena bebek ini berasal dari ras bebek liar di negara asalnya, Amerika Selatan.
Berkat Christopher Columbus bebek ini dikenal dan dikembangbiakkan di Eropa. Karena daging hewan ini sangat enak, banyak yang menyukainya, lantas bebek barbary menyebar ke Afrika, Madagaskar, dan Asia.
Di Indonesia, bebek barbary dikenal dengan nama bebek Manila atau itik Serati (jadi ingat pelajaran di sekolah dulu). Nama yang paling umum digunakan adalah Mentok, yang berasal dari bahasa Jawa. Di Medan kami menyebutnya dengan nama entok (entoq).
Pengaruh budaya dan bahasa Jawa di Medan memang besar, lantaran banyak penduduk Medan yang merupakan keturunan orang Jawa. Sebanyak 30% dari jumlah penduduk Medan adalah etnis Jawa (Wikipedia data tahun 2000). Mereka menyebut dirinya "Pujakesuma" (putra Jawa kelahiran Sumatra).
Manfaat daging bebekÂ
Daging bebek kaya akan magnesium, selain itu mengandung vitamin B1 dan asam lemak tak jenuh yang membawa manfaat untuk tubuh. Karena bebek barbary adalah turunan bebek liar, maka kandungan lemaknya jauh lebih rendah dibandingkan jenis bebek lainnya.Â
Resep Bebek Bumbu Rempah
Biasanya daging bebek utuh kami olah dengan cara memasak di dalam oven. Kali ini saya ingin memasak dengan resep masakan Indonesia. Bebek bumbu rempah ini menjadi pilihan.
Dari informasi yang saya baca resep ini merupakan masakan khas Madura. Baru di Jerman ini saya mencicipinya, rasanya memang lezat sekali.
Setelah google sana-sini, dapatlah resep yang sesuai dengan persediaan bumbu di rumah. Yuk, kita masak bersama.
Bahan:
- 1 ekor bebek (sekitar 2 kg)
- 1 buah jeruk nipis atau lemon
- 2 asam jawa, larutkan dengan 100 ml air
- 6 lembar daun jeruk purut
- 3 batang serai, memarkan
- Garam secukupnya
Bumbu halus:
- 2 siung bawang putih (bisa disesuaikan dengan selera, saya menggunakan hanya sedikit)
- 6 bawang merah besar
- 6 butir kemiri
- 1 ruas lengkuas
- 1 ruas jahe
- 1 ruas kencur
- 1 ruas kunyit
- 1 sdt ketumbar
Cara membuat:
- Cuci bersih bebek, potong menjadi beberapa bagian (sesuaikan dengan selera).
- Lumuri dengan perasan jeruk nipis, biarkan sekitar 45 menit, kemudian bilas dengan air.
- Rebus air hingga mendidih. Masukkan bebek, masak sekitar 7 hingga 10 menit. Angkat dan tiriskan.
- Tumis bumbu halus, serai, dan daun jeruk hingga harum dan matang.
- Masukkan potongan bebek dan air asam jawa. Aduk rata.
- Masukkan garam. Koreksi rasa.
- Tambahkan air jika kurang banyak.Â
- Masak dengan api kecil hingga bumbu meresap dan daging empuk. Â
- Biarkan agak lama agar supaya rasanya lebih enak dan kuah mengental.
- Angkat.
- Sajikan dengan nasi panas dan sambal (jika suka pedas).
Selamat mencoba.
Salam kuliner.
***
(Hennie Triana Oberst - DE, 08.11.2021)
Rujukan: de.wikipedia.org
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H