Kota melingkar
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyusuri kota Eguisheim, karena luasnya hanya sekitar 14 km kuadrat.Â
Saking kecilnya kota ini dijamin tidak akan tersesat seandainya terpisah dari rombongan, kecuali anak kecil yang terpisah dari orangtuanya.
Tata kota Eguisheim sangat unik, karena bentuknya melingkar. Rumah-rumah di sini dibangun berderet dan membentuk lingkaran. Tanpa disadari, kita berjalan kembali ke titik awal.Â
Bangunan bercat warna-warni dengan arsitektur Fachwerk dihiasi bunga-bunga di balkon dan bagian bawah jendela. Karena keindahan bunga-bunganya ini Eguisheim telah memenangkan beberapa penghargaan.
Mampirlah ke rumah makan yang menyediakan kuliner khas Alsace, sebagian mirip dengan makanan Jerman. Pilihan lain mengunjungi tempat pembuatan wine, dan jika suka bisa mencicipinya.
Jangan lupa, jika mengunjungi kota Eguisheim agar mengenakan sepatu yang nyaman. Seperti umumnya, jalanan kota tua di Eropa terbuat dari batu yang disusun.
Saat kami berkunjung cuaca lumayan dingin, suhu khas musim gugur, berkabut dan hujan. Permukaan jalan yang tidak rata terasa licin saat ditapaki. Tidak bisa saya membayangkan jika harus berjalan saat musim salju di kota ini.Â
Catatan: *Suku bangsa Alemanni tinggal di tempat-tempat yang sekarang disebut Baden-Württemberg, Alsace, Swabia Bavaria, wilayah Swiss yang berbahasa Jerman, Liechtenstein, dan Vorarlberg di Austria. (Wikipedia.org)Â
(Hennie Triana Oberst - Alsace FR 07.11.2021)