Hanya sekali putri saya mengatakan dia melihat sesuatu. Usianya saat itu baru satu setengah tahun.
Satu malam di rumah kami, selesai makan malam kami menuju kamar tidur di lantai atas. Hanya kami berdua di rumah, kebetulan suami saya sedang tugas ke luar kota.
Anak saya berjalan di depan saya. Ketika sudah berada di lantai atas, dia menunggu saya, menghadap tangga.
"Mama, guck mal. Opa ist da." Anak saya berkata bahwa Opa dia (bapak mertua saya) ada di rumah kami, sambil tersenyum dan melihat bagian langit-langit dan menunjuk-nunjuk.
"Mana ada Opa di sini," saya menimpali omongannya.
"Itu di belakang Mama. Coba lihat." Anak saya mencoba meyakinkan.
Saya tidak mau melihat ke belakang, tetapi langsung mengajak anak saya masuk ke kamarnya dan berkata bahwa Opa tidak ada.
Putri saya hanya tertawa-tawa dan mengatakan ada.
Terus terang saya memang tidak berani menoleh ke belakang. Kalau anak saya benar dan dia memang melihat opanya di rumah kami. Bagaimana reaksi saya?
Bapak mertua saya belum lama meninggal dunia. Beberapa minggu berlalu, saya  tidak tahu persisnya. Mungkin saja beliau menampakkan dirinya, ingin melihat cucu kesayangan dan satu-satunya.