Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Berperahu di Grand Canal Suzhou

24 Oktober 2021   06:46 Diperbarui: 24 Oktober 2021   18:35 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang seniman yang menghibur penumpang di atas perahu | foto: HennieTriana

"Shang you tian tang, xia you su hang"

"Di atas ada surga, di bawah ada suhang (Suzhou dan Hangzhou)"

Ungkapan dari China ini adalah penggambaran betapa indahnya kota Suzhou dan Hangzhou. Indah laksana surga. Suzhou adalah salah satu kota kanal yang juga dikenal dengan sebutan "Oriental Venice".

Pemandangan sekitar Grand Canal Suzhou | foto: HennieTriana
Pemandangan sekitar Grand Canal Suzhou | foto: HennieTriana

Saat mengikuti kelas bahasa di Beijing, guru kami membahas budaya dan tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi. Beliau menyarankan jika ke Shanghai sekalian mampir ke Suzhou dan Hangzhou. 

Masa tinggal kami di Beijing cukup singkat, hanya satu setengah tahun. Kesempatan mengunjungi kota yang berjarak lebih dari 1.000 km dari Beijing ini tidak terwujud.

Kalau sudah rezeki takkan ke mana.

Siapa sangka, hampir setahun di Jerman, kami harus kembali lagi ke China. Kali ini ke Shanghai. Rencana tempat-tempat yang ingin dikunjungi mulai saya catat dalam hati. Di satu kesempatan, kunjungan ke Suzhou akhirnya terlaksana. 

Suzhou berada di Jiangsu Province dengan Nanjing sebagai ibukotanya. Dari Shanghai dapat ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Untuk menghindari padatnya pengunjung, setelah sarapan kami berangkat. Hari Minggu tentu lebih banyak wisatawan yang datang dibandingkan hari kerja. 

Seorang teman menyarankan untuk menyusuri Grand Canal dengan berperahu. Wisata ini memang menjadi tujuan utama kami, melintasi kanal yang bersejarah.

Tiba di Suzhou kami langsung menuju loket pembelian tiket. Suasana sekitar kanal terlihat masih sepi, hanya kami pengunjungnya. Mungkin juga tempat ini bukan loket yang biasa didatangi rombongan wisatawan asing. Petugasnya juga tidak ada yang bisa berbahasa Inggris.

Grand Canal (Terusan/Kanal Besar)

Di samping Tembok Besar China, konstruksi yang sangat mengesankan di negeri ini adalah Grand Canal. Great Wall yang megah berkelok-kelok menembus gunung-gunung di wilayah China bagian barat. Sementara Kanal Besar yang tenang dan dalam mengalir di dataran yang indah di bagian timur. 

Dua mahakarya buatan manusia di masa lampau ini mewakili budaya bangsa Tiongkok yang agung dan bersinar.

Artikel lainnya:

Menyusuri Juyongguan Great Wall, Gerbang yang Dilintasi Genghis Khan

Jika dikatakan bahwa Great Wall adalah sejarah yang dipadatkan, maka Grand Canal adalah budaya yang mengalir. Budaya ini adalah kondensasi dari peradaban yang berusia 3.000 tahun.

Bangunan di tepi Terusan Besar Suzhou | foto: HennieOberst
Bangunan di tepi Terusan Besar Suzhou | foto: HennieOberst

Untuk mempermudah hubungan pertukaran regional, ekonomi, dan budaya antara China bagian utara dan selatan, maka dibuat lintasan air.

Kanal Besar, yang disebut juga dengan Kanal Kaisar sudah ada lebih dari  2.400 tahun yang lalu, sejak Periode Spring and Autumn, 770 SM - 476 SM. Masa di penghujung Dinasti Zhou.

Sekitar tahun 605 M, pada masa Dinasti Sui, di bawah kepemimpinan Kaisar Sui Yangdi jalur kanal diperluas.

Pembangunan dan perluasan kanal diteruskan hingga dinasti berikutnya, sampai abad ke-13 pada masa Dinasti Yuan. Grand Canal dipugar sepenuhnya dan diperbesar pada masa Dinasti Ming. 

Jing-Hang Da Yunhe atau "Kanal Besar Beijing-Hangzhou" merupakan jalur air buatan manusia yang terpanjang di dunia, membentang hampir 2.000 km dari Beijing ke Hangzhou. Kanal Besar ini juga melewati Kota Terlarang di Beijing.

Terusan Besar menghubungkan lima sungai; Haihe, Sungai Kuning, Huaihe, Yangtze, dan Qiantang, melewati 30 kota.

Sebagai lalu lintas air, terusan besar ini berperan penting dalam komunikasi budaya, keperluan militer, dan juga dalam perdagangan antara utara dan selatan, seperti pengangkutan seperti biji-bijian dan kapas.

Ruang di dalam perahu | foto: HennieTriana
Ruang di dalam perahu | foto: HennieTriana

Grand Canal tidak hanya sebagai jalur air yang terpanjang, tetapi juga kanal pelayaran tertua di dunia. Kanal Besar ini juga dianggap sebagai mahakarya teknik hidrolik.

Pada tahun 2014 Grand Canal China masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO.

Berperahu di Grand Canal Suzhou

Setelah membeli tiket perahu, 100 Yuan/ orang (sekitar 13 atau Rp200.000), kami menuju dermaga dan menaiki perahu yang ditunjuk. Kapal kecil ini langsung berangkat, penumpangnya hanya kami, dua keluarga yang terdiri dari 4 dewasa dan 2 anak-anak. 

Seorang seniman yang menghibur penumpang di atas perahu | foto: HennieTriana
Seorang seniman yang menghibur penumpang di atas perahu | foto: HennieTriana

Petugas di kapal ada tiga orang, terdiri dari dua orang pria, yang satu bertugas sebagai nakhoda, satu lagi mengurus hal lain termasuk melepas dan menambatkan tali perahu. Seorang lagi wanita muda yang menghibur dengan memainkan alat musik sambil bernyanyi. 

Berperahu menyusuri Grand Canal Suzhou ini berlangsung selama 70 menit. Sungguh satu pengalaman yang mengasyikkan dan sangat berkesan. 

Jika mengunjungi Suzhou sempatkan berperahu di Terusan Besar yang bersejarah ini. Salam wisata.

(Hennie Triana Oberst - De, 24.10.2021)

Bacaan: Der Kaiserkanal-forumchina.de/ swrfernseher.de 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun