Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Schäfflertanz, Tarian Tradisional Munich Simbol Sukacita Bebas dari Pagebluk

4 September 2021   04:21 Diperbarui: 7 September 2021   17:01 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu hiasan di menara lonceng gedung Balai Kota Munich adalah boneka-boneka berbaju merah yang menari berputar-putar.

Schäfflertanz atau Tari Schäffler, begitu nama tarian ini. Tarian yang dibawakan secara berkelompok oleh para Schäffler ini merupakan salah satu tarian tradisional tertua dari wilayah Bavaria (Bayern). 

(Schäffler adalah perajin yang membuat Gefäß; yaitu wadah/tong yang umumnya dari kayu. Contohnya, tong besar yang digunakan untuk proses pembuatan wine.)

Tari Schäffler sudah dikenal sejak 1517, ketika pertama kali dibawakan di Munich, tetapi baru tercatat secara resmi pada tahun 1720 dalam arsip kota Munich.

Glockenspiel, Boneka Menari di Menara Lonceng Balai Kota Munich

Sejarah Schäfflertanz

Setelah terjadinya wabah pes yang meluluhlantakkan Eropa, dan Jerman tentunya, banyak warga yang tidak berani lagi keluar rumah. Orang menjadi takut akan penyakit menular yang telah menelan banyak korban ini.

Beberapa orang Schäffler muda yang dianggap pemberani ingin menghibur masyarakat. Mereka menuju alun-alun kota Munich, kemudian memainkan musik dan menari.

Aksi mereka mendapat sambutan hangat. Warga pun mulai berani keluar dari kediaman mereka dan ikut bergembira dengan hiburan yang diberikan. 

Tarian ini kemudian dilanjutkan dan diturunkan dari generasi ke generasi. Bahkan sejak 1830 Tari Schäffler mulai menyebar ke kota-kota lain di luar Munich. Sekarang sudah umum tarian ini dipentaskan di alun-alun kota, khususnya kota tua di negara bagian Bavaria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun