Memasuki bulan Agustus biasanya mulai banyak dijual buah plum di pasaran. Sama seperti di Indonesia, saat musim buah, di Jerman sering terdapat pedagang yang menjual hasil kebun langsung dari petaninya di lapak musiman.
Punus domestica, begitu nama Latin buah yang telah dikenal lebih dari 5000 tahun yang lalu ini. Plum sudah dikonsumsi oleh penduduk di wilayah Pegunungan Altai (Asia Tengah) dan Kaukasus, kawasan di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia.
Plum yang memiliki sekitar 2000 jenis ini kemudian menyebar ke Eropa sekitar 100 SM, dibawa oleh orang Romawi ke bagian utara Pegunungan Alpen.Â
Buah yang mengandung satu biji di dalam dagingnya ini memiliki warna kulit yang beragam, dari lila tua, hitam, biru, merah tua, kuning, hingga kuning kehijauan. Kulit luarnya diselubungi lapisan putih tipis, untuk melindungi buah dari kekeringan. Selimut tipis ini adalah residu air yang terbentuk secara alami melalui kondensasi.Â
Manfaat Plum
Menurut jurnal kesehatan Apotheken Umschau, plum mengandung banyak air dan kaya akan mineral dan trace element, seperti kalium, zat besi, magnesium, dan zink.Â
Kandungan provitamin A, vitamin C, E, dan B kompleks belum mencapai nilai tertinggi dalam hal vitamin, tetapi buah ini bermanfaat secara keseluruhan berkat bahan sehat yang dikandungnya.
Menyantap plum berpengaruh baik untuk pencernaan, dan sistem saraf. Trace element yang dikandungnya membantu meningkatkan pembentukan darah. Antosianin yang memberi warna pada buah ini dapat melindungi jantung dan melawan pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.Â
Sebagai sumber energi cepat plum baik dikonsumsi karena mengandung fruktosa yang tinggi. Meskipun buah plum berlimpah manfaat, jangan berlebihan memakannya. Hindari melahap plum lebih dari 150 gram sekaligus, karena dapat menyebabkan sakit perut dan kemungkinan diare.Â