Bertepatan dengan hari raya Idul Adha, tidak ada salahnya sesekali mencoba kuliner dari negeri lain.
Mungkin ada sebagian yang ingin mengolah daging qurban dengan menu berbeda. Alternatif masakan Maroko yang kaya dengan rempah ini cocok dibuat untuk memeriahkan ragam hidangan Idul Adha tahun ini.
Maroko dikenal juga dengan sebutan negeri rempah-rempah. Aroma dan campuran bumbu seperti jintan, kapulaga, kayu manis, cengkih, dan bumbu lainnya sangat umum dijumpai dalam olahan hidangan negeri indah di gurun Sahara ini.Â
Satu campuran bumbu khas negeri ini disebut dengan nama Ras el Hanout.
Ras el Hanout
Ras el Hanout atau "head of the shop" begitu kira-kira artinya. Campuran rempah-rempah tradisional dari wilayah Afrika Utara ini hampir selalu digunakan untuk meracik masakan khas mereka.
Ada sekitar 30 jenis rempah yang digunakan untuk meracik bumbu ini, tetapi para pedagang bumbu biasanya memiliki resep masing-masing.
Bumbu khas Maroko ini dapat dibeli juga dalam kemasan jadi, tersedia di toko khusus yang menjual bahan makanan masakan Afrika utara dan Timur Tengah.
Bagi yang ingin membuat sendiri bumbu Ras el Hanout, berikut ini bahan-bahannya.
1 sdt kayu manis
sdt adas manis
8 cengkeh
2 sdt kunyit
3 sdm jintan
2 sdt merica kemukus
2 sdt lada hitam
2 sdm biji ketumbar
2 sdt pala bubuk
2 sdt jahe giling
4 butir piment (allspice/Jamaica pepper)
1 sdt bunga pala (mace)
2 g safranÂ
1 sdt kapulaga bubuk
2 cabai kering
1 sdt lengkuas
(Campur dan giling semua bahan hingga halus)
Daging domba dan manfaatnya
Daging domba merupakan salah satu yang sering didapati dalam olahan masakan dari negeri di kawasan Afrika utara.Â
Daging domba yang relatif empuk ini memiliki nilai gizi tinggi yang baik untuk tubuh. Daging domba mengandung protein, vitamin A, B dan C, juga kalium, natrium, zat besi, dan kalsium.
Namun, di sisi lain, daging domba juga mengandung banyak asam lemak jenuh yang dapat membuat kadar kolesterol naik. Meskipun begitu, daging domba tidak lebih buruk dari daging sapi.
Bagi yang tetap ingin menyantap daging domba dan menghindari kemungkinan naiknya kadar kolesterol, usahakan jangan mengonsumsi lemaknya.
Aroma domba tidak keras, berbeda dengan daging kambing, terutama yang tua sering bau prengus. Jika ingin mengolah daging kambing, pilihlah yang muda, selain dagingnya empuk, juga aromanya tidak tajam.
Menu dari Maroko yang saya buat kali ini adalah iga domba panggang. Resep ini saya dapatkan dari seorang teman yang berasal dari Maroko. Saya sudah beberapa kali memasaknya.Â
Meskipun terlihat sangat banyak bumbunya, tetapi relatif gampang memasaknya. Seandainya persediaan di rumah tidak lengkap, dapat disederhanakan dan dicocokkan dengan selera dan persediaan bumbu di rumah.
Yuk kita mulai memasaknya.
Bahan:
8 potong iga domba/kambing
sdm bumbu Ras-el-hanout (bumbu bisa disederhanakan sesuai selera)
1 sdt bawang putih cincang
25 gr daun ketumbar, cincang
1 bawang bombay, iris
1 sdm margarin/butter
1 sdm perasan air lemon
garam secukupnya
air secukupnya
Cara membuat:
Bersihkan iga, dan keringkan dengan menggunakan kertas tisu dapur. Letakkan di dalam wadah.
Lumuri iga dengan bumbu ras-el.hanout, perasan air lemon, dan sedikit margarin. Diamkan sekitar 30 menit.
Tumis irisan bawang bombay dan bawang putih dengan margarin hingga harum.
Masukkan iga domba, tambahkan sedikit air. Masak sekitar 3 menit.
Tambahkan sebagian irisan daun ketumbar.
Panggang di dalam oven yang telah dipanaskan dengan suhu 170 derajat, sekitar 15 hingga 20 menit. (Iga domba dapat juga dipanggang di atas api.)Â
Hidangkan dengan taburan sisa irisan daun ketumbar.
Selamat mencoba dan menikmati iga domba panggang ala Maroko.
Selamat Hari Raya Idul Adha untuk semua yang merayakan!
-------
Hennie Triana Oberst
De, 20.07.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H