Baru saja warga di Jerman sedikit bernafas lega, karena sudah boleh beraktivitas lebih leluasa setelah setengah tahun dilakukan lockdown ketat. Bersamaan dengan hadirnya musim panas yang telah ditunggu-tunggu.Â
Sayangnya, musim panas tahun ini  bukan sinar matahari yang lebih banyak hadir, melainkan curah hujan yang cukup tinggi.Â
Sekitar tiga minggu lalu di negara bagian Baden-Württemberg di hantam badai dan hujan es batu. Alhamdulillah, di tempat tinggal kami selamat dari guyuran batu es, padahal sekitar 10 kilometer dari rumah kami butiran es batu yang jatuh sebesar bola golf.Â
Hujan es (Hagel) umumnya terjadi di musim panas. Saat hawa di bumi panas, sedangkan di langit pada ketinggian 16.000 meter sangat dingin. Udara yang panas akan naik dan bertemu udara dingin, kemudian membeku menjadi titik-titik es.Â
Sepertinya, hujan es yang turun musim panas tahun ini belum cukup. Sudah beberapa hari Jerman diguyur hujan. Sebagian wilayah mendapat curah hujan yang cukup ekstrim, seperti di Negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW) dan Rheinland-Pfalz.
Akibat tingginya curah hujan kedua negara bagian ini mengalami banjir besar dan longsor. Hingga Rabu malam lalu hujan turun tanpa henti hampir 24 jam. Akibatnya air sungai meluap dan tidak terkendali. Banjir besar tidak dapat dihindari, menghanyutkan benda-benda yang ada di sekitarnya, termasuk rumah.
Sedih sekali melihat tayangan berita yang disiarkan di televisi, dan membaca berita di berbagai media. Negara Jerman yang cukup baik menjaga lingkungannya ternyata tidak bisa mengelak dari kekuatan air yang luar biasa ini.
Ini merupakan bencana terburuk dalam 60 tahun terakhir. Hingga hari ini lebih dari 100 orang yang dinyatakan meninggal dunia, dan sekitar 60 orang dinyatakan hilang dan masih terus dicari.