Di Jerman, kami baru saja keluar dari setengah tahun lockdown yang ketat. Pembelajaran tatap muka memang telah dimulai beberapa bulan yang lalu, dalam situasi ini. Dengan catatan, sekolah ditutup jika angka infeksi 100 per 100.000 penduduk dalam 7 hari terakhir.Â
Semua pusat perbelanjaan dan restoran tutup, termasuk kantin sekolah. Jadi anak saya jika sekolah sampai sore hanya bisa membeli makanan di toko roti.Â
Toko roti adalah salah satu usaha yang boleh tetap buka karena bagian dari kebutuhan dasar masyarakat di sini.
Akhir Juni yang lalu aturan ini pelan-pelan dicabut satu persatu, meskipun protokol kesehatan tetap diberlakukan.Â
Sekarang bisa dikatakan kehidupan di sini sudah mulai berjalan normal, meskipun protokol kesehatan tetap berlaku.
Jika ingin makan di restoran harus menunjukkan bukti vaksin komplet atau melakukan tes corona.
Menurut anak saya, murid sudah diperbolehkan untuk melepas masker mereka ketika mengikuti pelajaran. Namun, hampir semua tetap menggunakan masker ketika belajar.
Sedikit kebebasan yang berlaku ini memang perlu usaha ketat dari semua pihak. Berdasarkan data RKI (Robert Koch Institut) per 9 Juli, jumlah warga yang telah mendapat vaksin komplet (dua kali) sebesar 41,5%, dan yang telah mendapat satu kali vaksin sebanyak 57,9%.
Target vaksinasi minimal 85%, untuk memenuhinya tentu tidak gampang. Jerman awalnya terkesan relatif lambat melakukan vaksinasi. Tidak ada satu negara pun yang langsung siap dalam situasi darurat yang dihadapi dunia saat pandemi ini.
Vaksinasi dilakukan di pusat vaksinasi yang di beberapa tempat yang telah ditunjuk, disusul kemudian di praktik dokter umum keluarga (Hausarzt) dan Pediatri (Kinderarzt).Â
Saya telah mendapatkan kedua vaksin covid 19 ini. Efek yang saya rasakan seperti umumnya yang dialami orang lain, pegal di bagian lengan dan rasa kantuk seharian pada vaksin kedua.
Sejak Juni, di Jerman telah resmi beredar vaksin covid 19 untuk remaja (12 - 17 tahun). Tidak ada wajib vaksin di Jerman, kecuali vaksin Masern (Morbili/ measles/ campak), masing-masing orang boleh memutuskan apakah dirinya ingin divaksin atau tidak.Â
Umumnya remaja jarang menderita penyakit yang serius, tetapi mereka banyak melakukan berbagai kegiatan sekolah dalam kelompok.
Misalnya pertukaran pelajar, wisata pendidikan (karyawisata) di dalam maupun luar negeri, yang memungkinkan tertular berbagai penyakit. Alasan inilah mengapa vaksin diperlukan sebagai perlindungan.
Vaksin covid 19 untuk usia 12-17 tahun disarankan untuk remaja yang memiliki masalah kesehatan, contohnya defisiensi imun bawaan, cacat jantung, Trisomi 21, penyakit neurologis, dan lainnya.
Namun, kekhawatiran orang tua muncul dengan menyebarnya virus varian delta yang juga menginfeksi kelompok usia muda.
Liburan panjang musim panas sudah dimulai di sebagian negara bagian di Jerman, tetapi wilayah kami mendapat giliran terakhir, dimulai akhir bulan Juli ini.
Pintu wisata sudah dibuka oleh negara-negara yang bukan merupakan zona risiko. Warga negara-negara anggota Uni Eropa dan Schengen dapat dengan bebas keluar masuk negara-negara ini, karena hampir tidak ada pemeriksaan di perbatasan negara.
Siapa yang bisa menjamin bahwa seseorang tidak akan menularkan atau tertular virus.
Virus varian delta juga sangat cepat menular bagi remaja, meskipun belum terbukti menyebabkan penyakit yang lebih parah pada mereka.Â
Putri kami adalah bagian dari kelompok usia ini, dan ia setuju untuk mendapat vaksin covid 19 usia remaja. Setelah menghubungi dokter anak, beberapa hari kemudian jadwal vaksinasi diberikan.Â
Putri kami sudah mendapatkan vaksin pertamanya beberapa waktu lalu. Dia mengeluh pegal pada lengannya hingga keesokan harinya.
"Infeksi Covid lebih berbahaya daripada vaksinasi," begitu menurut seorang politisi kesehatan di Jerman.
Pada prinsipnya vaksinasi dilakukan agar tubuh dapat mempersiapkan sistem kekebalan tubuh untuk patogen tertentu, sehingga tidak terjangkit penyakit.
Kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga orang lain yang tidak dapat divaksin karena masalah kesehatan tertentu, misalnya sistem kekebalan tubuh mereka tidak bekerja dengan baik.
Semakin banyak orang yang mendapatkan vaksin, semakin sedikit infeksi yang dapat menyebar. Perlindungan komunitas bagi masyarakat ini kita kenal juga dengan sebutan herd immunity.Â
Mungkin jika remaja usia sekolah banyak yang mendapat vaksin, awal tahun ajaran baru setelah selesai liburan musim panas nanti bisa dimulai kembali normal seperti sebelumnya.Â
Menurut berita, di negara bagian Baden-Württemberg, pada dua minggu awal tahun ajaran baru 2021/2022 nanti, anak-anak wajib menggunakan masker selama di sekolah dan di dalam kelas. Hal ini untuk mencegah penularan virus yang mungkin dibawa mereka sepulang liburan.
Salam sehat selalu.
-------
Hennie Triana Oberst
De, 12.07.2021
"Imunisasi Vaksin untuk Anak"
Bacaan: Coronavirus/ wdr.de
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H