Pena klasik yang harus diisi ulang dengan tinta dari kemasan botol kecil.
Saat masih di sekolah menengah, saya suka menggunakan salah satu pena ayah. Beliau memang memiliki beberapa pena yang menurut saya sangat bagus. Alat tulis berwarna silver yang saya sering gunakan itu akhirnya menjadi milik saya.Saya tidak mengetahui, aturan di sekolah Indonesia, mulai kapan murid diizinkan menulis dengan pena. Di Jerman, lazimnya, sebelum masuk sekolah (kelas 1 SD) dan menjelang akhir tahun ajaran, orangtua murid diberikan daftar alat tulis, buku tulis, dan keperluan lainnya untuk tahun ajaran berikut.Â
Memasuki kelas 2, terdapat tambahan alat tulis dari tahun sebelumnya, yaitu pena. Tentu pena yang dibuat sesuai dengan kebutuhan murid sekolah dasar.
Pena menurut KBBI: alat untuk menulis dengan tinta, dibuat dari baja dan sebagainya yang runcing dan belahÂ
Di kelas 2, biasanya pada semester kedua, anak-anak mulai dilatih menggunakan pena. Jika mereka mampu melakukannya dengan baik, maka akan diberikan sertifikat tanda lulus. Surat tanda lulus ini dikenal dengan sebutan Füllerführerschein, artinya kira-kira SIM Pena.
Füllerführerschein bentuknya tidak seragam di semua sekolah. Masing-masing sekolah memiliki desain sendiri. Ada yang berupa selembar sertifikat seukuran kertas A4, ada juga yang ukurannya lebih kecil, atau berbentuk kartu yang dilipat dua menjadi seukuran paspor.
Model yang terakhir ini yang diterima putri saya saat masih di sekolah dasar beberapa tahun lalu.
Mengapa anak-anak perlu dilatih menggunakan pena?
Menulis dengan pena tidak segampang menulis dengan pensil dan bolpoin. Pena harus dipegang dengan baik, kemudian dipandu dengan cara yang terarah. Setelah itu ujung pena akan meluncur dengan lancar dan tinta tertulis merata di atas kertas sesuai garis yang dibentuk.
Tantangan motorik halus ini meningkatkan koordinasi dan keterampilan konsentrasi anak hingga tingkat tertentu, dan tidak hanya saat belajar menulis.
Sejak kecil anak-anak sudah terbiasa memegang alat tulis, awalnya untuk mencorat-coret dan menggambar. Saat menggunakan alat tulis ini anak-anak melatih keterampilan motorik jari dan tangan mereka.
Di sekolah dasar, anak-anak mulai belajar menulis huruf dan angka. Semakin sering mereka menulis, semakin baik mereka memegang alat tulis dengan benar. Setelah hampir dua tahun pertama di sekolah dasar, anak-anak sudah bisa menulis dengan baik. Saatnya mereka mulai belajar menulis menggunakan pena.Â
Alat tulis yang digunakan untuk anak-anak harus ergonomis, begitu juga dengan pena. Umumnya, pena untuk belajar menulis berbentuk segitiga, dan ada lapisan anti selip. Untuk murid yang menulis dengan tangan kiri tersedia juga pena khusus untuk orang kidal.
Alat Tulis Sekolah untuk Orang Kidal             Â
Anak-anak akan belajar bagaimana memegang pena dengan benar, kemudian mengatur gerakan dan tekanan pena ketika menulis. Â Latihan yang terus menerus akan menghasilkan tulisan yang baik tanpa meninggalkan bercak tinta dan kertas yang berlubang.Â
Menulis dengan pena menjadi tantangan tersendiri bagi anak, karena kesalahan tidak gampang dihilangkan dengan penghapus tanpa meninggalkan bekas, seperti menulis dengan pensil. Mereka akan lebih berkonsentrasi dan berusaha untuk mengurangi kesalahan saat menulis.
Sebelum mendapatkan SIM Pena, murid diberi tugas untuk menyalin teks tertentu dengan menggunakan pena. Kemampuan tiap anak tentu berbeda dari satu anak ke anak lainnya. Oleh sebab itu SIM Pena ini diberikan tidak serentak.
Anak-anak akan bangga jika berhasil melakukan tugas yang diberikan ini dengan baik. Pencapaian ini patut dirayakan dengan memberikan mereka penghargaan berupa Füllerführerschein.Â
-------
Hennie Triana Oberst
De, 06.06.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H