Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tampil di Kata Netizen, Berjuta Rasanya

5 Juni 2021   03:02 Diperbarui: 5 Juni 2021   03:58 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar live streaming Kata Netizen KompasTV | dok. HennieTriana—

Siang hari waktu Jerman, 2 Juni di penghujung musim semi.

Ketika beristirahat sejenak di teras rumah, saya lihat gawai yang terletak di atas meja. Ada pesan di whatsapp dari nomor yang belum saya kenal. 

Pesan dari Mas Hafiz, Kompasiana. Beliau mengajak saya untuk menjadi partisipan di program Kata Netizen KompasTV.

Topik yang akan dibahas seputar etika dan aturan pesepeda. Kabarnya, baru-baru ini ada kejadian yang ramai diperbincangkan di media sosial. Link tulisan dengan tema terkait dari salah seorang Kompasianer juga disertakan.

Jika bersedia, saya diminta untuk memberikan tanggapan dan membandingkannya dengan kebiasaan pesepeda di Jerman. Iya, saya kebetulan pernah menulis mengenai SIM sepeda di Jerman. Sesuai dengan topik yang akan diperbincangkan.

SIM Sepeda di Jerman, Mendidik Anak Menjadi Pengendara yang Bertanggung Jawab

Aduh! Detak jantung saya lebih cepat dari biasanya. Saya menjawab pesan itu dan menyatakan bersedia untuk berpartisipasi. 

Dijelaskan juga taping via zoom dilakukan pukul 13.30 esok hari, atau 08.30 waktu Jerman (waktu summer).

"Besok aku bangun pagi seperti biasa," ujar saya pada suami yang duduk di samping.

"Memang mau ngapain? Besok kan hari libur." Suami saya bertanya dengan nada heran. 

(Kamis, 3 Juni di beberapa negara bagian di Jerman adalah hari libur agama Katholik, Fronleichnam, begitu sebutannya dalam bahasa Jerman. Libur ini memang tidak berlaku secara nasional.)

Biasanya, jika hari libur, atau akhir minggu, kami bangun agak siang dan melakukan aktivitas dengan lebih santai. Mungkin dianggap kebiasaan yang agak aneh oleh sebagian orang.

Namun, mendapat kesempatan diundang oleh Kompasiana, untuk ikut serta di program Kata Netizen KompasTV adalah hal yang langka. Bagi saya, ini adalah bentuk penghargaan. Kesempatan ini tidak mungkin saya lewatkan. Seandainya harus bangun dinihari juga saya bersedia.

Saya kabari saudara kandung melalui aplikasi pesan. Saya butuh tambahan dukungan morel juga dari mereka, selain dari suami. (Terima kasih untuk kalian, Ich liebe Euch!)

Sisa hari ini konsentrasi saya seperti terbang setengah, nggak fokus. Memikirkan esok hari membuat saya gugup di level atas.

Ah, bukankan ini hal biasa, seperti yang dikatakan orang Jerman; "Der erste Schritt ist der Schwerste" (Langkah pertama adalah yang paling sulit).

Beginilah jika tidak biasa berbicara di depan orang banyak. Menurut orang lain dan saya sendiri, saya adalah orang yang sangat tertutup dan jarang berbicara, kecuali dengan orang tertentu yang saya anggap nyaman untuk diajak bercakap-cakap.

Esok harinya, 3 Juni. 

Saya terbangun lebih pagi dari jam wecker yang terpasang. Tidur pun tidak nyenyak. Bagaimana seandainya ada pertanyaan yang tidak biasa saya jawab? Aduh!

Di gawai sudah masuk pesan dari Mas Hafiz, undangan zoom pukul 13.00, berarti 30 menit lebih cepat. Pasti persiapan sebelum taping dimulai. "Good luck!" begitu ditulisnya menjelang taping dimulai.

Tepat pukul 8 waktu Jerman saya bergabung melalui zoom meeting. Terlihat kesibukan para kru di studio.

Tak lama kemudian host acara, Riko Anggara dan Edika Ipelona menyapa dengan ramah kami bertiga yang berpartisipasi, Yudi Ahmad, Harya Setyaka Dillon, saya. Obrolan kecil ini sedikit memudarkan kegugupan saya.

Sekitar satu jam rekaman ini dilakukan. Semua berjalan lancar dan menyenangkan. Setelah itu, serasa batu yang ada di atas punggung saya luruh ke tanah.

Kembali saya mendapat pesan dari Mas Hafiz, yang menanyakan bagaimana taping berjalan, kemudian saya dikirimi flyer programnya. 

Malam hari waktu Indonesia, acara ini ditayangkan. Saya sempat melihat sepertiganya saja, karena ada hal lain yang tidak mungkin ditinggalkan. Campur aduk rasanya menonton diri sendiri. Pengalaman yang sungguh berkesan dan berharga.

Terima kasih banyak untuk Mas Hafiz dan Kompasiana atas kesempatan yang diberikan, juga KompasTV.

Terima kasih tak terhingga untuk sahabat KPB (Komunitas Penulis Berbalas) yang selalu mendukung dan memberi semangat.

Tidak lupa untuk Kompasianer lainnya, terima kasih banyak, dan selamat mendapatkan giliran berikutnya.

-------

Hennie Triana Oberst

De, 04.06.2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun