Joseph Silberg sebentar lagi berusia 18 tahun dan akan menjalankan wajib militer. Dari hasil tes darahnya diduga ada kesalahan, karena tidak cocok dengan golongan darah kedua orangtuanya.
Pengujian lebih lanjut melalui tes DNA dipastikan bahwa Joseph bukan anak kandung dari Orith dan Alon Silberg, pasangan Perancis-Israel yang tinggal di Tel Aviv. Alon Silberg adalah seorang perwira tinggi militer Israel.
Pendalaman masalah ini dilakukan oleh rumah sakit di kota Haifa. Hampir 18 tahun yang lalu, pada malam kelahiran Joseph terjadi serangan bom. Joseph dan seorang bayi lainnya dibawa ke tempat penampungan demi keselamatan mereka. Namun, kedua bayi tertukar secara tidak sengaja.
Pihak rumah sakit menghubungi kedua keluarga untuk datang dan membicarakan masalah ini. Leila Al Bezaaz adalah wanita yang melahirkan seorang anak laki-laki pada hari yang sama dengan Orith Silberg di rumah sakit Haifa.Â
Leila dan Said Al Bezaaz memiliki seorang putra bernama Yacine. Mereka adalah orang Palestina yang tinggal di sebuah desa di balik tembok perbatasan di Tepi Barat (West Bank).
Kedua pasangan ini terpukul mengetahui putra mereka yang selama ini diasuh dan dibesarkan ternyata bukan anak kandungnya.
Keluarga Silberg dengan berat hati mengatakan hal yang sebenarnya kepada putra mereka, Joseph. Pria muda yang memiliki bakat musik yang tinggi ini terguncang. Joseph juga risau, dia bertanya, apakah dia tetap sebagai Yahudi.
Said Al Bezaaz tidak ingin memberitahu kebenaran ini kepada putranya. Namun istrinya memaksa, dan mengatakan anak mereka berhak mengetahui asal usulnya. Percekcokan yang akhirnya didengar oleh Yacine, putra kedua mereka.
Yacine, seorang pemuda yang percaya diri. Dia tinggal di Paris, baru lulus sekolah, dan akan melanjutkan pendidikan di bidang kedokteran. Cita-citanya setelah menjadi dokter akan pulang dan membuka rumah sakit di desa mereka.
Keluarga Silberg mengundang keluarga Al Bezaaz ke Tel Aviv untuk saling mengenalkan anak mereka. Konflik dan isu politik kedua negara ini membuat kedua ayah enggan menerima kenyataan yang ada.
Kedua ibu dengan besar hati menerima kenyataan pahit ini dan lebih terbuka. Mereka memutuskan untuk menambahkan anak laki-laki (kandung) lainnya menjadi putra mereka, daripada kehilangan anak yang diasuh selama ini.
Sementara Joseph dan Yacine lebih cepat menyesuaikan diri, meskipun keduanya mengalami krisis identitas yang cukup berat. Mereka kemudian menjadi teman. Yacine sering menemui Joseph di Tel Aviv, dengan melewati perbatasan negara.Â
Hanya Bilal, kakak laki-laki Yacine, yang tidak mau lagi mengakui bahwa Yacine sebagai adiknya, karena Yacine adalah anak kandung keluarga Yahudi. Bilal mengatakan mereka bukan saudara lagi, melainkan musuh.
Yacine dan Joseph belakangan mengunjungi orangtua kandung mereka, dan menginap di rumah keluarga itu. Anak laki-laki yang dilihat memiliki banyak kesamaan dengan ayah kandung mereka. Joseph memiliki ketertarikan musik yang sama seperti Said Al Bezaaz, ayah kandungnya. Â
"Le fils de l'Autre" begitu judul asli film karya Lorraine Levy produksi Perancis tahun 2012 ini.Â
Kendatipun tayangan lama, film ini sangat menarik untuk ditonton. Kita bisa melihat betapa berbedanya setiap individu bereaksi ketika menghadapi satu situasi yang sulit.Â
Kisah yang mengaduk-aduk perasaan dan mengiris hati.
-------
Hennie Triana Oberst
De, 22.05.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H