Satu taman luas yang sangat dikenal di tengah kota Shanghai adalah People's Park. Letaknya di Distrik Huangpu, di tepi Sungai Huangpu dan sisi utaranya berbatasan dengan Sungai Suzhou.
Distrik Huangpu adalah distrik pusat kota bagian selatan Shanghai, pusat atraksi wisata yang menjadi tujuan utama pelancong. The Bund (Waitan) dengan Skyline kota Shanghai, tempat belanja Nanjing Road, Shanghai Museum, dan People's Square berada di sini.Â
Saya sering sekali jalan-jalan dan melintasi tempat ini. Sesekali mengajak anak saya bermain di taman sekitar museum sambil melihat warga lokal bermain layangan.
Banyak sisi taman yang belum saya datangi karena luasnya People's Park. Suatu siang, saya makan bertiga dengan teman di warung mie. "Eh, kalian sudah mampir belum ke Love Market di People's Park?" Novie yang sudah lama menetap di China bertanya kepada kami berdua.
Sedikit heran saya bertanya, di sebelah mana taman. Lilly dan saya sudah pernah mendengar tentang "Pasar Jodoh" ini, tetapi belum pernah melihat langsung. Lilly mengajak saya untuk pergi mengunjungi marriage market bersama-sama.Â
Marriage market yang terorganisasi seperti ini pertama kali diadakan tahun 2004 di Longtan Park Beijing. Diprakarsai oleh beberapa pensiunan yang sering berolahraga di taman. Dari percakapan mereka, diketahui banyak dari anak mereka yang belum menikah.
Acara perjodohan pun dilakukan dengan memberikan informasi anak masing-masing. Sejak saat itu, di taman-taman kota besar seperti Beijing, Shanghai, Wuhan, Hangzhou, dan beberapa kota lain menjadi pasar perjodohan yang tidak resmi.
Marriage Market Shanghai
Banyak yang menyebutnya "Marriage Market", ada juga yang menamakan "Love Market". Pasar perjodohan ini buka pada siang hari hingga pukul 17 setiap Sabtu dan Minggu.
Menuju lokasi paling gampang dan bebas macet adalah dengan menumpang Metro, kereta bawah tanah. Pilih Line 1, 2, atau 8, kemudian turun di stasiun People's Square.Â
Mendekati lokasi Pasar Jodoh terlihat berbagai ragam payung yang berjajar rapi. Di bagian atasnya terdapat kertas dengan tulisan tentang data diri pria atau wanita. Umumnya ditulis dalam bahasa Mandarin. Ada yang menyertakan foto, tetapi kebanyakan tidak.
Contohnya, wanita; usia, tinggi dan berat badan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan bulanan, penyayang keluarga, aset (rumah, mobil, dan lainnya).
Kriteria pria yang diinginkan; status perkawinan, pekerjaan, penghasilan, aset, ganteng, cerdas, bukan perokok, bukan gamer, bukan peminum, dan sebagainya.
Perjodohan adalah tradisi kuno yang ingin dipertahankan para orangtua di China. Pada masa lalu, orangtua yang menentukan dengan siapa anak mereka menikah. Sementara anak-anaknya hanya memiliki sedikit hak suara dalam pengambilan keputusan.
Para orangtua mulai gelisah ketika anak perempuan mereka hampir berusia 28 tahun atau anak laki-laki umur 33 belum berjodoh. Idaman untuk segera menimang cucu membuat mereka menempuh jalan seperti ini.Â
Dalam tradisi China, dianggap sangat penting untuk mencapai tujuan pada usia tertentu. Misalnya, menikah pada usia 25, mempunyai anak usia 27, dan membeli rumah sebelum usia 30 tahun.Â
Saya ingat, seorang kolega suami di Shanghai, sebut saja Liam, yang berusia hampir 34 tahun. Menjelang Imlek Liam putus dari pacarnya. Dia bingung karena harus mengunjungi orangtuanya tanpa pacar.
Saya kenal Alin, pacar Liam, beberapa kali kami pergi makan bersama. Seorang wanita muda yang cantik dan cerdas. Alin mengatakan belum ingin menikah, karena akan melanjutkan kuliahnya ke Jerman.
Tahun lalu Liam mengabarkan telah menikah dengan pacar barunya. Sayang sekali dia tidak bisa mengundang kami menghadiri pernikahannya karena pandemi.
Marriage Market ini merupakan usaha terakhir dari orangtua yang ingin mencarikan jodoh untuk anak mereka. Mayoritas adalah orangtua dari seorang wanita.Â
Umumnya wanita-wanita ini berpendidikan tinggi dan memiliki karier yang bagus. Sebagian dianggap tidak beruntung, karena berpenampilan tidak menarik, seperti yang diminati pria pada umumnya.Â
Jika dianggap cocok, orangtua akan mengatur pertemuan anak mereka, dengan saling bertukar nomor telepon, atau aplikasi pesan WeChat yang sangat populer di sana.
Marriage market di Shanghai cukup diminati orangtua, karena di sini adalah pusat perdagangan nasional dengan pendapatan perkapita tertinggi kedua di China. Tidak salah untuk mencarikan jodoh yang cukup mapan bagi anak-anak mereka di kota ini.
Kendati pun gaya perjodohan seperti ini dianggap sungguh ketinggalan zaman, tetapi masih banyak orangtua yang melakukannya. Alasannya, mereka ingin mendapatkan jodoh yang baik untuk anaknya.Â
-------
Hennie Triana Oberst
De, 19.05.2021
"Perjodohan"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI