Pria identik dengan pertempuran
Sejarah pakaian ini kembali ke akhir Abad Pertengahan. Pada masa itu kaum pria harus selalu siaga dan siap bertempur. Karena alasan itulah mereka selalu membawa senjata, terutama pedang.Â
Para pria meletakkan pedang mereka di sebelah kiri. Dari zaman dahulu tidak ada yang berubah, kebanyakan orang terlahir tidak kidal.
Jika sewaktu-waktu kaum pria harus menghunus pedangnya, mesti dilakukan dengan sangat cepat. Agar tidak tersangkut di kancing baju, maka letak kancing baju pria selalu ada di kanan.Â
Wanita sebagai lambang status sosial
Pada masa silam, hanya wanita kaya dan bangsawan yang mampu membeli blus. Untuk melakukan kesibukannya hampir selalu mereka dibantu oleh pelayannya, begitu juga untuk mengancingkan blus mereka.Â
Tidak ada yang mengetahui pasti, apakah memang sengaja kancing baju wanita dijahit di kiri hanya untuk menunjukkan status sosial mereka.Â
Ada juga penjelasan lain mengenai letak kancing baju wanita yang berada di sebelah kiri. Tujuannya agar wanita lebih gampang menyusui bayinya. Faktanya, kebanyakan wanita tidak kidal. Tangan kiri digunakan untuk menggendong bayi, sedangkan tangan kanan dapat membuka kancing baju dengan cepat.
Sementara itu ada juga yang mengaitkan dengan kebiasaan masyarakat. Lazimnya, pria selalu berjalan di sisi kiri pasangannya. Posisi ini untuk melindungi wanita dari lalu lintas jalan, selain itu untuk menghindari pandangan pria lain.Â
Masa kini