"Jangan lupa ya, Impfpass dibawa."
Suara di seberang telepon mengingatkan saya untuk membawa buku vaksin. Telpon kemudian saya akhiri dengan ucapan terima kasih dan ucapan "semoga harinya menyenangkan".Â
Walaupun lazimnya semua warga tahu untuk membawa buku vaksin jika akan melakukan vaksinasi, tetapi petugas dari praktik dokter tidak jarang mengingatkan.Â
Impfpass adalah buku mini berwarna kuning yang berlaku internasional, menyimpan catatan jenis vaksin yang telah diterima seseorang sejak lahir hingga dewasa. Bisa dikatakan buku ini diperlukan sepanjang hidup.Â
Di Jerman, buku vaksin ini disediakan oleh Kinderarzt (Pediatri), ketika imunisasi pertama yang diterima seorang bayi. Buku vaksin harus dimiliki setiap orang. Gunanya untuk mengetahui jenis vaksin apa saja yang telah diterima, dan kapan harus melakukan vaksinasi baru untuk jenis vaksin tertentu.Â
Bagi orang dewasa yang tidak memiliki, atau kehilangan buku vaksin, dapat meminta buku vaksin baru di praktik dokter umum (dokter keluarga).
Dokter di Jerman wajib menyimpan rekam medis pasiennya selama sepuluh tahun. Buku vaksin ini juga langsung saya dapatkan saat baru pindah ke Jerman.
Saya ingat, saat anak saya masih di kelas 2 sekolah dasar. Mereka akan melakukan school trip selama beberapa hari.
Dari beberapa lembar dokumen yang harus diisi dan ditandatangani orangtua murid juga wajib dilampirkan bukti vaksin Tetanus.
Waktu itu kami masih bermukim di Shanghai. Anak-anak yang bersekolah di German School Shanghai berasal dari Jerman, negara-negara berbahasa Jerman, juga warga negara Jerman yang lahir di China dan negara lain.Â
Dokumen vaksin tetanus ini diperlukan, mengingat vaksin tetanus tidak berlaku wajib di semua negara. Vaksin tetanus sangat diperlukan karena dapat menyelamatkan nyawa, seandainya seseorang mengalami cedera.Â