Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak-anak di Jerman Kembali ke Sekolah dengan "Rem Darurat"

19 April 2021   07:32 Diperbarui: 20 April 2021   03:35 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sekolah di masa pandemi | foto: ndr.de/BerndWuestneck/dpa—

Hampir semua negara Eropa saat ini masih ngos-ngosan memerangi virus corona yang masih ganas, bahkan semakin ganas. Semua lelah, tanpa kecuali. 

Setahun terakhir ini, saya perhatikan bagaimana anak saya terpaksa harus belajar secara daring. Saya akui, belajar tatap muka di sekolah adalah yang terbaik untuk anak-anak. Paling tidak bagi anak saya dan teman-temannya.

Pertemuan dengan teman-temannya mau tak mau harus dibatasi. Meskipun ada seorang teman baiknya yang tinggal sekitar 2 km dari rumah kami, tetap saja mereka tidak bisa sering bertemu. Jika berjumpa pun hanya berdua, karena masing-masing orangtua bersikap hati-hati.

Aktivitas olahraga yang diikuti putri saya  (bukan kegiatan dari sekolah), setahun belakangan ini harus dilakukan secara buka tutup. Jika angka insiden melebihi 100, maka kegiatan olahraga dihentikan. Semangat pun hilang timbul, mengikuti ganasnya virus.

"Kurungan" yang terus-menerus seperti saat ini berpengaruh besar pada kesehatan mental remaja. 

Menurut Prof. Dr. Klaus Hurrelmann (Professor of Public Health and Education di Hertie School), "Perayaan adalah salah satu bentuk ekspresi terpenting dalam fase kehidupan". Perayaan sangat penting untuk pengembangan pribadi. Bertemu dengan teman-teman, memperjelas bahwa mereka berbeda, bahwa mereka adalah generasi muda, dan ini adalah "ramuan kehidupan bagi kaum muda". 

"Gangguan dalam perkembangan kepribadian dapat muncul, yang membawa mereka dalam agresi, depresi, bahkan penggunaan obat terlarang." (aktiv-online.de)

Baru beberapa minggu terakhir ini (khusus di kota kami) toko-toko, restoran, dan cafe mulai dibuka kembali. Namun, setiap pengunjung yang akan memasuki tempat-tempat itu harus melakukan tes cepat. Sesekali saya biarkan jika putri saya ingin bertemu temannya dan jalan-jalan di pusat kota.

Orang dewasa lebih bisa memutuskan dan memilih melakukan aktivitas apa untuk mengisi masa lockdown di sini, yang tidak tahu kapan berakhirnya. Tetapi remaja, generasi yang masih labil, lebih sulit menghadapi situasi seperti sekarang ini. Kontak sosial yang hilang memang membawa dampak serius bagi sebagian remaja. 

Sejak Juni tahun lalu anak-anak kembali ke sekolah, belajar tatap muka setelah sekian lama belajar dari rumah. Namun, sangat disayangkan, setelah liburan tahun baru mereka harus belajar dari rumah, akibat angka insiden yang semakin meningkat.

Tulisan lainnya: Back to School, Begini Kegiatan Belajar Masa New Normal di Jerman                        

Sedikit bisa bernafas lega, mulai Senin 19 April 2021, di Baden-Württemberg, negara bagian tempat tinggal kami, anak-anak kembali belajar tatap muka di sekolah secara bergantian. Protokol kesehatan tetap berlaku seperti biasa, dan wajib melakukan tes corona dua kali seminggu di sekolah.

Aturan ini di 16 negara bagian yang ada di Jerman tidak berjalan seragam, tergantung keputusan kementerian pendidikan negara bagian masing-masing, dan angka insiden di tiap wilayah. 

Keadaan ini memang tidak stabil, sewaktu-waktu bisa saja anak-anak harus kembali belajar dari rumah, seandainya angka insiden meningkat. Semoga saja tidak terjadi.

Sekolah dan pusat penitipan anak kemudian akan ditutup selama tiga hari berturut-turut jika insidennya 200 atau lebih. 

Artikel lainnya: Lockdown di Jerman Diperpanjang dan Wajib Masker Medis 

Rem Darurat (Notbremse) akan ditarik jika angka insiden mencapai 100, dan langkah-langkah keadaan darurat diberlakukan kembali. 

Sementara ini aturan tetap berlaku seperti;

  • Setiap keluarga hanya boleh menerima seorang pengunjung, dan anak di bawah usia 14 tahun.

  • Tempat umum seperti museum, galeri, kebun binatang, dan taman botani ditutup.

  • Olahraga hanya boleh dilakukan secara individu, berpasangan atau dengan anggota keluarga serumah, serta olahraga individu dan tim sebagai bagian pelatihan dan pertandingan profesional. 

  • Layanan umum seperti studio kecantikan dan kuku, tato, dan pijat, ditutup.

  • Pelanggan salon penata rambut dan tukang cukur harus melakukan tes cepat. (Di Jerman, untuk potong rambut harus datang sesuai janji yang sudah dibuat sebelumnya.)

  • Baumarkt (toko perangkat keras/swakriya), toko mebel, dan lainnya tutup, tetapi dapat menawarkan layanan pesan, jemput, dan pengiriman.

  • Supermarket dan kebutuhan dasar tetap buka

  • Larangan keluar malam antara pukul 21 dan 5 pagi esok harinya.

Semoga saja rem darurat tidak perlu ditarik. Semua berharap virus yang lebih dari setahun menguasai dunia ini segera bisa ditaklukkan. 

Sementara ini, kami di sini dengan hati yang berbunga menikmati musim semi yang masih relatif dingin.

Salam sehat selalu.

-------

Hennie Triana Oberst

De, 19.04.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun