Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pergi ke Cina Harus Siap Melakukan Tes Rektal

12 Maret 2021   02:55 Diperbarui: 12 Maret 2021   02:57 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tes corona | foto: pixabay.com/Elchinator-

Setahun ini hampir semua orang bekerja dari rumah, berbagai aktivitas terpaksa dilakukan secara virtual. Situasi ini juga dihadapi suami saya, pekerjaannya yang saat ini berhubungan dengan perusahaan di Tiongkok harus dilakukan dari rumah.

Terkadang meeting dilakukan sangat pagi, karena perbedaan waktu tujuh jam (waktu musim dingin) antara Jerman dan Cina. Tetapi ini lebih baik, daripada harus bepergian jauh dalam kondisi yang masih tidak menentu seperti saat ini.

Kemarin, suami saya mengatakan, beberapa orang harus ditugaskan ke Cina. Ada pekerjaan yang tidak mungkin dilakukan secara daring.

"Terus, siapa yang akan berangkat?" Rasa penasaran saya tak terbendung.

Suami saya memutuskan untuk tidak melakukan perjalanan ke Cina, maupun ke negara lain, selama pandemi belum tuntas ditangani. Perjalanan tugas ke Cina (juga negara lain) akan membutuhkan waktu yang lebih panjang dari biasanya, karena kewajiban melakukan karantina beberapa hari.

"Tak seorang pun bersedia berangkat." Suami saya menjawab sambil tertawa. 

Masuk ke Negeri Tirai Bambu harus siap jika diminta untuk melakukan tes usap rektal (dubur). Menurut suami saya, perusahaan sudah meminta konfirmasi ke kantor kementerian luar negeri mengenai tes usap rektal ini, dan mereka memastikan memang diberlakukan bagi orang asing yang masuk ke Cina.

Dari keterangan salah seorang yang pernah mengalaminya, tes ini dilakukan dengan cara, melepas pakaian dalam, kemudian berbaring di tempat tidur, lalu dua penyeka kapas dimasukkan ke dalam anus dan diputar beberapa kali. Sebuah pengalaman yang tidak nyaman dan menghadirkan rasa "terhina".

Memang tidak ada satu negara pun yang menginginkan bertambahnya kasus corona yang dibawa oleh orang baru tiba dari luar negeri. Tes usap rektal ini dilakukan sebagai salah satu pencegahannya. 

Menurut Lu Hongzhou, co-direktur Pusat Klinik Kesehatan Masyarakat Shanghai di Universitas Fudan Shanghai, tes usap rektal digunakan sebagai prosedur standar bagi pasien covid-19 yang keluar dari rumah sakit sejak awal 2020. 

Tes ini memberikan hasil yang lebih bisa diandalkan dibandingkan dengan tes usap hidung dan tenggorokan, begitu menurutnya.

Metode ini bahkan diterapkan untuk pemeriksaan rutin pekerja di gudang pendingin di kota Yangzhou, provinsi Jiangsu. 

Menurut para ilmuwan, virus corona keluar lebih cepat dari tenggorokan dan faring daripada dari anus. Prosedur tes usap rektal ini lebih sesuai diberikan kepada orang yang terinfeksi tanpa gejala, dan pasien yang mengalami kesulitan bernapas.  

Saat ini banyak perusahaan Jerman dan negara Eropa yang berada di Cina mengalami kendala memasuki Tiongkok. Mereka meminta agar orang yang sudah divaksin dapat diberi kemudahan untuk melakukan perjalanan ke RRT dengan mudah.

Kita semua berharap semoga pandemi ini cepat berlalu, dan sebagian besar penduduk dunia mendapatkan vaksin yang sudah berjalan beberapa bulan terakhir ini.

Sementara menunggu dunia sehat kembali, setiap negara memiliki cara sendiri untuk memerangi virus ini. Jadi, bagi wisatawan dan pelaku bisnis yang bepergian ke Cina harus siap jika mereka tiba di sana dan diminta untuk melakukan tes usap rektal ini.

Namun, pilihan tetap ada, seperti yang dilakukan kolega suami saya. Lebih baik tidak melakukan perjalan ke Cina, daripada harus melakukan tes usap rektal.

Salam sehat selalu!

-------

Hennie Triana Oberst

De, 11.03.2021

Rujukan:

1. Einreise nach China: Ein Negativ-Test reicht laengs nicht/ tagesschau.de

2. China testet Reisende rektal auf das Corona-Virus/ mice-business.de

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun