Bentuk jiaozi sama dengan Yuan Bao, yaitu batangan emas, atau perak yang berbentuk sepatu (ada juga yang menyebut berbentuk perahu). Yuan Bao melambangkan kekayaan.
 Menyantap jiaozi bersama keluarga pada Tahun Baru untuk mengungkapkan keinginan akan kekayaan, kemakmuran, dan kesejahteraan bersama.Â
Jiaozi
Lazimnya jiaozi dibuat dengan isi daging dan sayuran yang dicincang. Masyarakat Cina menganggap sayur melambangkan kekayaan, karena kata sayuran dan kekayaan memiliki pengucapan yang hampir sama dalam bahasa Cina.
Kulit dumpling ini dibuat dari adonan tepung yang dicampur air, diuleni hingga adonan bisa dibentuk, kemudian digiling menjadi lembaran kecil pipih bundar. Biasanya bagian tengah dibiarkan lebih tebal, sementara bagian pinggirnya digiling lebih tipis, agar mudah saat direkatkan.
Isi kulit pangsit diletakkan di atas lembaran adonan ini. Ujungnya direkatkan, kemudian bagian tepi ini dibentuk bertimpa hingga tertutup rapat, supaya tidak ada isi yang keluar saat dimasak. Sebagian orang menggunakan air sebagai perekatnya, tetapi ada juga yang menggunakan telur.
Beberapa keluarga ada yang memasukkan koin ke dalam isi salah satu jiaozi. Siapa yang mendapatkan dumpling dengan isi koin ini dianggap akan beruntung di Tahun Baru dan mendapatkan banyak rezeki.
Jiaozi yang sudah diisi ini kemudian dimasak dengan cara dikukus. Ada juga yang memasaknya dengan cara direbus dengan air mendidih, dan dua kali ditambahkan air dingin hingga jiaozi mengapung di atas permukaan air dan siap disajikan.
Umumnya jiaozi dinikmati dengan saus campuran kecap dengan cuka hitam, ditambah cacahan jahe.
Saat ini sudah banyak jiaozi beku yang dijual di pasaran bagi yang tidak bisa, ataupun tidak sempat membuatnya sendiri. Isi jiaozi juga bervariasi, tidak hanya dengan daging giling saja, pilihan vegetarian juga ada, bahkan untuk kaum vegan.Â