Sudah lima tahun Aubrey berpisah dari pacarnya, Matthias. Hubungan cinta jarak jauh mereka sebelumnya berjalan lumayan lama, 4 tahun.Â
Aubrey memilih untuk mengakhiri hubungan mereka, karena mereka berbeda prinsip hidup.
Perpisahan itu tidak gampang bagi keduanya. Aubrey mengakhiri hubungan mereka, karena  tidak ingin semakin dalam mencintai Matthias.
Aubrey ingin membangun keluarga, sementara Matthias masih belum siap untuk hal itu. Menurutnya, jalanin saja, toh mereka berdua sama-sama saling cinta. Bisa dikatakan mereka memang tidak pernah bertengkar, semua berjalan baik-baik saja.
Ternyata yang merasa baik-baik saja itu hanya Matthias, sementara Aubrey semakin ragu dengan perbedaan prinsip hidup mereka. Sebelum terlambat dan semakin sulit untuk berpisah, maka Aubrey mengambil keputusan yang berat.
Mereka berpisah dengan baik-baik, tanpa ada pertengkaran. Suka tidak suka, Matthias harus menerimanya.
Tempat tinggal mereka yang berjauhan membantu Aubrey untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan.
Setelah berpisah, hubungan mereka berdua hanya berjalan seperti teman biasa saja, tidak lebih. Mereka tidak pernah bertemu lagi. Sesekali saling berkirim kabarkan, mengucapkan selamat ulang tahun, dan selamat tahun baru.
Dua tahun setelah perpisahan itu Aubrey bertemu dengan Lukas, yang sekarang menjadi suaminya, dan setahun yang lalu mereka menikah.Â
Aubrey bertemu Lukas saat ia sedang duduk di kafe stasiun kereta pusat di kotanya. Aubrey sendirian, ketika menunggu sahabatnya yang akan datang dari luar kota.
Lukas saat itu juga sendirian. Menikmati kopi dan camilan, sambil menunggu jadwal keberangkatan ke kota lain dalam rangka urusan kerja. Dari perkenalan ini hubungan mereka berlanjut serius, hingga ke jenjang pernikahan.
Kebahagiaan Aubrey ternyata membuat Matthias kalut. Dia seperti tidak rela menerima kenyataan bahwa hubungan mereka sudah lama berlalu, bahkan sudah lima tahun yang lalu.
Kenapa seseorang tidak bisa melupakan mantannya? Ada beberapa alasan umum.
Pertama: Sulit menerima kenyataan
Tidak ada orang yang sukarela melepaskan sesuatu yang dimilikinya, apalagi sesuatu yang membuatnya bahagia.
Hubungan Matthias dan Aubrey walaupun berjauhan, tetapi bisa dikatakan sangat harmonis. Mereka sudah saling mengenal dengan baik, juga keluarga dan teman-teman mereka.
Tidak gampang bagi keduanya untuk menerima kenyataan bahwa mereka bukan lagi sepasang kekasih. Aubrey pada akhirnya bisa menerima perpisahan itu, tetapi tidak bagi Matthias.
Kedua: Otak manusia bekerja dari kebiasaan
Layaknya aktivitas yang sudah rutin dilakukan, begitu juga yang dilakukan otak manusia.
Di dalam pikiran Matthias masih melekat kuat
bahwa Aubrey adalah kekasihnya, dan masih seperti itu. Mungkin sesekali dia sadar bahwa hubungan mereka telah berakhir, tetapi enggan membiasakan otaknya berpikir bahwa Aubrey adalah masa lalu.
Ketiga: Â Anggapan tidak ada yang lebih baik dari mantan
Bisa jadi perasaan ini datang karena Matthias menyesali bubarnya hubungan dia dengan Aubrey karena kesalahannya.
Matthias pernah beberapa kali berkenalan dan menjalin hubungan dengan wanita lain. Namun, ia selalu membandingkan pacar barunya dengan Aubrey, dan terus mengingat-ingat kebahagiaan mereka berdua.Â
Kenyataannya, tidak ada manusia yang sempurna.
Di luar sana banyak wanita lain yang lebih baik dari Aubrey dan cocok menjadi pasangannya.
Nah, bagi yang putus cinta, jangan terlalu lama bersedih hati. Bersenang-senanglah, pergi keluar bersama teman-teman, bisa juga melakukan perjalanan sendirian.
Jangan lupa buka hati untuk kekasih baru.
Happy weekend!
-------
Hennie Triana Oberst
DE, 06.02.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H