Menara air ini dibangun dari batu pasir halus, dengan paduan arsitektur neo-barok dan gaya monumental Romawi. Patung tokoh mitologi Yunani, seperti Sphinx dan Amfitrit bisa ditemukan di sini.
Pada masa Perang Dunia II, menara air hancur kena bom. Namun, kemudian diperbaiki dan dibangun kembali. Cukup lama menara ini bekerja memenuhi kebutuhan pokok penduduk kota Mannheim. Tahun 2019 menara air yang terletak di Friedrichplatz ini dinonaktifkan.
Istana yang menjadi universitas
Kota Mannheim, dulunya adalah desa para nelayan. Tempat ini sudah ada sejak abad ke-6. Letaknya saat ini berada di sekitar Schlossplatz (alun-alun istana). Oleh sebab posisi kota yang strategis ini membuat Pangeran Friedrich IV dari Pfalz, penguasa wilayah pada saat itu, ingin membangun benteng di tempat ini.
Beliau ingin menonjolkan jabatannya sebagai penguasa tertinggi Persatuan Protestan, sekaligus juga berharap dapat menarik para pengungsi religius dari Prancis dan Belanda.Â
Penduduk daerah ini ditawari kompensasi yang tinggi dengan menukar tempat tinggal mereka. Meskipun banyak yang melakukan penolakan, Friedrichsburg (Benteng Friedrich) selesai juga dibangun. Penduduk pindah ke pemukiman kota yang istimewa.
Benteng Friedrichsburg hancur akibat Perang Tiga Puluh Tahun. Pada tahun 1649, di masa kepemimpinan Elektor Karl Ludwig, dibangun istana sebagai kediaman utamanya. Sekaligus membangun kembali benteng Friedrichsburg dan dijadikan sebagai kediaman kedua.
Pada tahun 1720, saat Elektor Karl Philipp dari Pfalz berkuasa, ia membangun gedung baru, Schloss Mannheim (Istana Mannheim). Istana ini digunakan sebagai tempat tinggal musim dingin. Istana dengan arsitektur barok ini merupakan istana barok terbesar di Jerman dan terbesar kedua di Eropa.
Schloss Mannheim menjadi kampus Universitas Mannheim sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Di tempat ini terdapat ruang kuliah, perpustakaan modern, ruang seminar dan tempat penelitian yang merupakan salah satu tempat penelitian terbaik di Eropa, khususnya di bidang ekonomi dan ilmu sosial.