Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seorang Wanita Pengganti Ibu

22 Desember 2020   18:45 Diperbarui: 22 Desember 2020   19:02 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ibu mertua - foto: Pexels/Andrea Piacquadio

Di samping kesibukan kerja dan urusan keluarga, Emily tetap bisa meluangkan waktunya untuk aktif di satu lembaga olahraga yang dicintainya.

Tidak hanya cakap berorganisasi, beliau bahkan terjun langsung mengukir prestasi olahraga di kejuaraan atletik. Penghargaan dan medali yang ia terima tersusun rapi di satu lemari yang terletak di satu sudut di rumahnya.

Sepertinya Emily memang tidak suka mengisi waktunya dengan berdiam diri. Di samping kegemarannya membaca, merajut, dan menjahit, kegiatan melukis masih tetap dilakukan mengisi waktu di masa pensiunnya. Hasil karya goresan kuas dengan warna-warna cantik di atas kanvas tergantung di dinding rumahnya.

Emily setiap tahun mengunjungi dan menginap beberapa hari di rumah kami. Pada musim panas, kadangkala suhu udara di negara ini lebih panas dari suhu udara di Indonesia. Di rumah kami, beliau bisa tinggal di kamar tamu yang berada di ruang setengah bawah tanah. Sejenak menghindar dari panasnya udara.

Kebiasaan Emily mengunjungi kami setiap tahun terhenti beberapa tahun lalu. Malang tak dapat ditolak, beliau mengalami stroke di rumahnya, mengakibatkan sebelah bagian tubuhnya mengalami kelumpuhan. Setelah menjalani pengobatan dan terapi, beliau kembali sehat, hanya tidak bisa lagi berjalan. Emily harus menggunakan kursi roda dan tidak bisa kembali tinggal di rumahnya.

Seperti umumnya masyarakat di Jerman, ibu mertua saya memilih untuk tinggal di Seniorenheim, rumah kediaman warga lanjut usia. Bukan berarti beliau tidak mau dekat dengan anak dan cucunya, atau sebaliknya kami tidak menginginkan ia tinggal bersama kami.

Kemandirian masyarakat di sini yang paling kuat melatarbelakangi keputusan mereka untuk tinggal di panti wreda. Alasan lain, tetap bisa bersosialisasi dengan orang lain.

Setiap minggu kami selalu berkomunikasi melalui telepon, dan mengunjunginya setiap bulan. Rumah senior ini letaknya masih di sekitar rumah pribadi Emily. Hal ini penting baginya, karena jika tempatnya jauh, kemungkinan rasa kesepian dan asing berada di tempat baru bisa saja menghampiri. Kenalan dan teman-temannya juga tidak akan kesulitan untuk mengunjunginya sesekali ke tempat ini.

Emily juga tetap bisa melakukan hobi melukis di rumah barunya ini. Begitu juga dengan aktivitas olahraga, ia bisa berlatih sebatas kemampuannya sekarang.

Ibu mertua saya adalah satu-satunya orangtua kami yang masih ada saat ini. Kedua orangtua saya, bapak mertua dan ibu mertua lainnya (tiri) telah berpulang.

Emily adalah wanita yang penuh semangat dan tidak pernah menyerah dengan keadaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun