Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Spitzbuben, Si Berandal Pelengkap Natal

5 Desember 2020   18:31 Diperbarui: 6 Desember 2020   05:26 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sajian spitzbuben - foto: HennieTriana

Siang tadi saya ngobrol dengan Juli, sahabat saya sejak SMP. Awalnya bercakap-cakap mengenai  foto makanan yang dia tayangkan di sosial media. Lantas tentang banjir yang sedang melanda sebagian wilayah kota Medan, termasuk daerah yang tidak jauh dari rumahnya.

Pagi tadi juga saya mendengar mengenai banjir di kota Medan ini dari adik saya. Juga longsor yang terjadi di banyak titik di  wilayah Sibolangit. Adik saya menceritakan rencananya ke wilayah ini terpaksa dibatalkan, sebab jalanan sudah tidak bisa dilewati.

"Mudah-mudahan banjir segera surut dan longsor teratasi."

Menurut Juli, gara-gara banjir ini dia tidak bisa ke mana-mana. Dari pada tidak ada kegiatan, lebih baik berkreasi di dapur, sesuai hobinya. Selain itu dia juga bisa mulai mempersiapkan keperluan Natal yang sebentar lagi hadir.

Waktu yang cocok, sekalian saja saya berbagi resep kue kering yang paling umum dijumpai saat Natal di Jerman.

Tulisan ini juga untuk memenuhi balasan komentar saya kepada kompasianer Yani Widaningsih. Pada artikel saya tentang "Adventskalender" mbak Yani menanyakan kue kering di Jerman.

Spitzbuben nama kue kering ini. Jika diterjemahkan, artinya adalah berandal.

Kenapa dinamakan spitzbuben? Konon lubang di tengah kue ini dianggap sebagai lubang untuk mengintip.

Kue ini dikenal juga dengan sebutan Johannes-Plätzchen (kue kering Johannes), dan sudah ada sejak abad ke-17 pada masa kelaparan akibat perang di Eropa.

Seorang ahli pembuat roti, Johannes von Redsburg membuat kue kering manis yang gampang dan cepat, disajikan dengan olesan selai. Kue-kue ini diberikan kepada orang-orang yang tidak memiliki makanan.

Kue spitzbuben dikenal di Swiss, Bohemia (dua pertiga wilayah Republik Ceko), Jerman bagian selatan, Austria dan Tyrol Selatan di Italia.

Bentuk lubang pada kue spitzbuben ini juga beragam, ada yang membuat 3 lubang, ada yang hanya satu di tengahnya saja.

Berikut saya sertakan resep spitzbuben. Tahun ini mungkin saya tidak berencana membuatnya.  Hanya dua macam kue saja, kue coklat dan satu resep baru. Lagi pula kami tidak menunggu tamu, kumpul-kumpul masih dibatasi hingga pertengahan Januari nanti. Membuat kue banyak-banyak hanya akan melebarkan badan saja.

Sebetulnya saya ingin membuat nastar, tapi malas membuat selai nanas, bisa habis waktu seharian berada di dapur. Nastar menunggu giliran nanti saja, menjelang Idul Fitri. Biasanya saya hanya membuat kue nastar dan kastengel saja. Sederhana, irit dan klasik.

Sajian spitzbuben - foto: HennieTriana
Sajian spitzbuben - foto: HennieTriana

Sekarang waktunya saya bagikan resep spitzbuben di bawah ini.

Bahan:

200 g butter

2 telur

300 g tepung terigu

100 g kacang almond giling

150 g gula pasir

1 bungkus vanili

sejumput garam

Selai stroberi, plum atau lainnya

Gula tepung untuk taburan

Cara membuat:

Kocok gula pasir, butter dan telur hingga lembut.

Masukkan vanili, kacang almond dan terigu. Aduk hingga rata.

Simpan adonan di kulkas sekitar 1 jam.

Giling adonan. Cetak dengan 2 macam bentuk. Satu tanpa lubang dan satunya lagi berlubang.

Panggang di oven yang telah dipanaskan terlebih dahulu dengan suhu 160C selama 10 menit, (warnanya tidak sampai kecoklatan).

Angkat dan biarkan dingin.

Olesi bentuk kue tanpa lubang dengan selai, dan yang berlubang taburi dengan gula tepung.

Rekatkan satu sama lain.

Spitzbuben siap dihidangkan.

Selamat mencoba!
-------
Hennie Triana Oberst - DE.04122020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun