Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Jendela Kaca Penyebab Kematian Burung

24 November 2020   18:18 Diperbarui: 26 November 2020   17:00 1728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stiker burung di jendela kaca - foto: Hans/pixabay.com

Akhir minggu kemarin di pojok halaman belakang rumah ada seekor burung berwarna hitam tergeletak mati.

Melihat bentuknya, kalau tidak salah ini burung Amsel (burung sikatan hitam) yang sering berkeliaran di sekitar rumah, bahkan ada amsel yang membuat sarang di dalam tanaman yang berbentuk bola di halaman rumah.

Saya yakin burung tersebut menabrak jendela kaca ruang tamu kami yang menghadap ke ladang dan kebun milik penduduk sekitar. 

Suara tabrakan ini memang cukup keras, seolah-olah jendela kaca dilempar dengan batu. Saking kerasnya benturan yang terjadi hingga menyebabkan burung mati. Bisa dibayangkan, saat itu pasti burung sikatan hitam itu sedang terbang dengan kecepatan yang tinggi.

Syukurnya, di rumah kami tidak sering terjadi, karena permukaan kaca di rumah juga tidak terlalu banyak, hanya jendela, beberapa pintu, dan sebagian kecil dinding yang memisahkan carport dengan halaman belakang rumah.

Halte bus, jendela, pintu dan dinding bangunan tinggi yang terbuat dari kaca adalah salah satu ancaman bagi burung.

Menurut catatan dari NABU (Naturschutzbund Deutschland e.V.) yaitu Serikat Konservasi Alam dan Keanekaragaman Hayati, setiap jam 11.400 ekor burung mati karena bertabrakan dengan dinding dan jendela berbahan kaca.

Angka tersebut bukanlah jumlah yang sedikit dan cukup mengkhawatirkan. Ada beberapa jenis burung yang mengalami tingkat kematian yang tinggi karena bertabrakan dengan kaca, antara lain elang, amsel dan burung pipit.

Burung-burung memang sering tidak mengenali permukaan dinding dan jendela yang terbuat dari kaca. Permukaan kaca ini terlihat seperti alam terbuka yang dipantulkan pemandangan di sekitarnya.

Bukan hanya pada saat hari terang saja bisa terjadi tabrakan burung. Pada malam hari, ruangan yang diterangi lampu juga sangat berbahaya bagi burung, karena burung akan terbang menuju arah cahaya tersebut.

Di daerah perkotaan, gedung-gedung tinggi seperti perkantoran dan hotel adalah penyebab paling tinggi kematian burung.

Pada prinsipnya, peningkatan risiko kematian burung akibat dinding kaca merupakan pelanggaran terhadap peraturan perlindungan spesies dari Undang-Undang Konservasi Alam. Tindakan pencegahan diambil, mengingat tingginya angka kematian burung akibat bertabrakan dengan kaca.

Permukaan kaca yang terlihat kotor adalah salah satu cara mencegah kecelakaan burung. Tetapi, siapa yang menginginkan jendela dan dindingnya terlihat tidak terawat.

Menyangkut jendela kaca ini mengingatkan saya akan seorang guru bahasa Mandarin di Beijing. Satu hari di kelas, beliau menceritakan perjalanan liburannya yang baru saja dilakukannya ke beberapa negara di Eropa, termasuk Jerman.

"Hennie, kenapa jendela-jendela di Jerman itu terlihat bersih semua? Bukan gedung saja, jendela rumah juga begitu, bening, takada yang buram. Bagaimana membersihkannya?"

Pertanyaannya itu membuat kami sekelas tertawa.

"Pakai cairan pembersih kaca yang biasa," jawaban saya membuat beliau mengernyitkan dahi sambil mengangguk-angguk.

"Tapi ada kurangnya, kalau mau ke toilet mesti bayar." Sambil tertawa-tawa beliau melanjutkan komentarnya, membuat ramai suasana kelas. Memang betul apa yang beliau ucapkan.

Stiker di cafe - foto: Bine Brändle/pinterest.de
Stiker di cafe - foto: Bine Brändle/pinterest.de

Pencegahan tabrakan burung dengan kaca

Di Jerman banyak terlihat stiker berwarna hitam, berbentuk siluet burung yang ditempelkan di permukaan kaca. Cara ini yang paling banyak digunakan masyarakat, dimaksud untuk mencegah tabrakan burung dengan kaca.

Orang  menganggap siluet tersebut seolah-olah adalah burung yang sedang terbang, sehingga burung yang terbang tidak mengarah ke sana. Sayangnya, cara ini ternyata tidak efektif.

Lantas langkah apa yang harus dilakukan? Berikut ini adalah contoh-contoh yang dapat mengurangi kematian burung.

Sering kita melihat dinding kaca bening seperti misalnya cafe, dihiasi gambar dan tulisan dari cat kapur. Cara ini dianggap sangat berhasil untuk mencegah tabrakan burung, karena hiasan di kaca ini mengurangi pantulan di kaca dan dikenali jelas oleh burung. Selain itu cat kapur sangat gampang dibersihkan.

Hiasan lainnya, seperti gantungan yang bergoyang jika tertiup angin juga bisa membantu, burung-burung tidak akan mendekat.

Kawat pencegah lalat dan nyamuk yang dipasang di jendela dan pintu salah satu yang bermanfaat untuk menghindari tabrakan burung.

Tanaman yang diletakkan di bagian bawah pinggiran jendela merupakan pilihan tepat untuk melindungi burung-burung. Pantulan tanaman dari kaca dianggap efektif menyebabkan burung mengurangi kecepatan terbangnya, karena tanaman tersebut dianggap sebagai penghalang.

Haltebus ramah burung - foto: Judith Förster/bund-nrw.de
Haltebus ramah burung - foto: Judith Förster/bund-nrw.de

Permukaan kaca yang luas dapat diberi tempelan pola garis-garis horizontal dengan lebar setidaknya 3 hingga 5 milimeter, sedangkan garis vertikal lebarnya 6 hingga 10 milimeter. 

Bentuk titik-titik dengan warna kontras merupakan satu pilihan lain. Warna-warna hitam, putih, merah dan oranye. Warna oranye sangat disarankan, lantaran warna ini sangat dikenali baik oleh burung.

Hiasan-hiasan tersebut tetap menampilkan kebersihan jendela sekaligus mencegah kecelakaan burung.

-------

Hennie Triana Oberst - DE.24112020

Bacaan: NABU, Bund.net

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun