Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apek Latang, Botot Penculik Anak

18 November 2020   16:53 Diperbarui: 18 November 2020   17:00 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku akhirnya mengerti mengapa ibuku mengatakan tidak perlu takut. Semua itu dianggap Apek Latang hanya sebagai lelucon. Padahal bagi seorang anak kecil, hal yang dianggap lucu bagi orang dewasa adalah sesuatu yang mengganggu dan menakutkan, tidak lucu sama sekali.

Entah kapan pastinya, Apek Latang tidak muncul lagi. Mungkin saja dia sudah pensiun karena terlalu tua untuk melakukan pekerjaan yang lumayan berat itu. Belakangan semakin banyak botot baru yang datang dengan membawa becak barang.

Oh iya, aku juga akhirnya mengerti kenapa dia dipanggil Apek Latang. Ternyata "Latang" itu maksudnya "datang", sementara kata Apek, yang berasal dari etnis Tionghoa, adalah panggilan untuk menyapa orang tua.

-------

Hennie Triana Oberst - DE.18112020

"Kenangan masa kecil"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun