Warna sering digunakan sebagai ungkapan untuk menggambarkan hal atau keadaan tertentu. Kita kenal istilah yang menggunakan warna hitam, seperti hitam di atas putih, ilmu hitam, daftar hitam dan banyak contoh lainnya.
Warna lain yang sering digunakan adalah warna biru, misalnya, cetak biru, film biru, darah biru dan sebagainya.
Kenapa bangsawan disebut darah Biru
Istilah ini dikenal dari bangsawan Kastilia pada Abad Pertengahan di Spanyol. Berasal dari kata "sangre azul" (bahasa Spanyol), artinya darah biru.
Orang Spanyol pada umumnya memiliki kulit berwarna lebih gelap dibandingkan dengan orang Eropa tengah dan utara. Di samping itu, masyarakat awam biasanya bekerja di luar ruangan, kulit mereka menjadi kecoklatan karena terkena sinar matahari.
Sedangkan warna kulit keluarga bangsawan berwarna lebih pucat karena mereka keturunan orang Eropa utara. Kecenderungan kulit pucat ini berlangsung turun temurun karena mereka hanya menikah dengan sesama kaum ningrat.
Kondisi genetik warna kulit keluarga aristokrat ini menyebabkan pembuluh darah mereka terlihat lebih jelas berwarna biru. (Penjelasan ilmiah kenapa pembuluh darah berwarna biru, bisa dicari sendiri.)
Penjelasan lain mengenai darah biru adalah Hemofilia. Penyakit turunan yang menyebabkan gangguan pembekuan darah ini hampir pasti terjadi hanya pada pria.
Di beberapa keluarga aristokrat Eropa ada anggotanya yang mengidap hemofilia dan diturunkan kepada generasi berikutnya. Warna kulit penderita hemofilia terlihat lebih pucat karena mereka lebih memilih berada di dalam ruangan untuk melindungi diri dari kemungkinan cedera.Â
"Blau sein" Â Kenapa orang mabuk disebut biru?
Ternyata warna biru tidak hanya digunakan untuk menyebut warna darah kaum bangsawan saja. Orang Jerman menggunakan istilah biru untuk menyebutkan orang dalam keadaan mabuk akibat minum alkohol.
Istilah ini dikenal pada Abad Pertengahan, dari para pekerja yang mewarnai pakaian menjadi warna biru. Pada masa itu belum ada pewarna sintetik, pewarna kain didapatkan dari tanaman. Tarum contohnya, tanaman penghasil warna biru dengan sebutan "Indigo India" ini tidak gampang didapatkan dan harganya sangat mahal.
Sebagai alternatif digunakan tanaman Woad (Isatis tinctoria). German Indigo, begitu nama lain yang disematkan untuk tanaman yang berasal dari Asia Barat ini. Woad sudah dibudidayakan di Eropa sebagai tanaman penghasil warna biru sejak berabad-abad yang lalu.
Warna biru dihasilkan dari daunnya yang memiliki lapisan lilin tipis. Namun, warna biru yang terkandung di dalam tanaman Woad tidak larut dalam air. Dibutuhkan urea untuk melepaskannya, dan pewarna akan larut lebih baik jika ditambahkan alkohol.
Seharusnya cukup merendam  daun-daun woad dengan alkohol dalam tong besar untuk menghasilkan warna indigo. Tetapi proses pewarnaan dengan menyediakan alkohol yang cukup banyak bukanlah hal mudah dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Maka mereka menemukan ide cemerlang. Para pekerja ini meminum alkohol dan menampung urine mereka sebagai bahan perendam daun woad. Konon mereka juga mengumpulkan air seni para tamu yang minum alkohol dari bar dan restoran di daerah mereka.
Bahan kain yang telah direndam dalam "air" di tong tersebut kemudian diangkat dan digantung di udara terbuka untuk dikeringkan. Proses oksidasi di udara ini yang menghasilkan warna indigo.Â
Bisa terbayangkan bagaimana aroma yang dihasilkan dalam pewarnaan dengan menggunakan urine dalam jumlah yang banyak?
Ternyata, menurut mereka hal tersebut tidak menjadi masalah. Lantaran proses pewarnaan ini dilakukan di tempat terbuka, di bawah sinar matahari dan hari yang cerah.Â
Para pekerja pembuat warna ini melakukan tugasnya dengan senang hati, sambil minum alkohol hingga menjadi biru.
Jadi, seandainya ada yang mengatakan "Du bist blau" (kamu biru), itu artinya kamu mabuk.
-------
Hennie Triana Oberst - DE.12112020
Rujukan: tontonan-galileo.tv
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H