Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tidak Hanya Bir, Oktoberfest Identik Juga dengan Dirndl

5 Oktober 2020   08:17 Diperbarui: 5 Oktober 2020   15:13 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dirndl-foto:TodayVienna/pixabay.com

Sejak tahun 1880 pemerintah kota menyetujui penjualan bir pada perhelatan rakyat ini. Hanya ada enam pabrik pembuat bir dari kota Munich yang diizinkan untuk mengisi gelas bir pada pesta besar ini, yaitu Augustiner, Hacker-Pschorr, Hofbräu, Löwenbräu, Paulaner dan Spaten.

Bir adalah salah satu minuman beralkohol tertua. Pembuat bir pertama adalah orang Sumeria yang menetap di Mesopotamia selatan (Irak) sekitar 6000 tahun yang lalu. Secara kebetulan mereka menemukan cara membuat bir ketika sedang membuat adonan untuk roti.

Sekitar tahun 768 para biarawan dari Freising, satu kota di negara bagian Bavaria, telah membuat jus barley (jelai). Malt atau kecambah yang berasal dari bulir jelai adalah salah satu bahan utama bir. Pada awal tahun 1040 Biara Benediktin Weihenstephan menerima hak untuk membuat dan menyajikan bir di kota Freising.

Seiring waktu, mereka mengembangkan dan menyempurnakan seni pembuatan bir. Minuman yang awalnya dibuat oleh para biarawan ini kemudian diproduksi di pabrik pembuatan bir. Pabrik bir Weihenstephan di kota Freising adalah pabrik bir tertua di dunia yang masih beroperasi hingga sekarang.

Oktoberfest dan Dirndl

Dirndl, sebutan pakaian wanita dengan rok di bagian depannya ditutupi celemek. Dulunya, pakaian ini adalah pakaian yang dikenakan oleh pelayan dan wanita pekerja di daerah pertanian di pedesaan. 

Baju sederhana dan polos yang terbuat dari kain yang tahan lama untuk bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Selain di Jerman, dirndl dikenal juga di Austria, Swiss dan Liechtenstein.

Pada tahun 1870 dirndl mulai disukai dan dianggap sebagai lambang keindahan pedesaan. Pakaian ini juga sangat praktis, terutama setelah Perang Dunia Pertama ketika situasi ekonomi memburuk. 

Dirndl menjadi alternatif yang murah pengganti gaun musim panas yang mahal dan mewah. Cukup dengan mengganti celemek, gaun terlihat berbeda. Dirndl kemudian menjadi mode, pakaian feminin dengan gaya "country house" yang digemari para wanita.

Dirndl-foto:TodayVienna/pixabay.com
Dirndl-foto:TodayVienna/pixabay.com

Awal abad ke-20 dirndl dibuat semakin modern, dari pakaian pekerja pertanian hingga mencapai karya adibusana. Saat ini dijumpai beragam model dirndl dengan berbagai bahan, pola dan warna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun