Serasa baru kemarin putri saya menyukai warna merah jambu. Barang-barangnya didominasi warna tersebut. Menjadi orangtua kadang tak sadar anak-anak cepat sekali tumbuh.Â
Putri saya memasuki usia remaja. Dia ingin suasana kamar tidurnya juga berubah sesuai seleranya yang tidak seperti anak-anak lagi.
Sebetulnya sejak tahun lalu dia mengatakan rencananya itu. Kami sengaja menundanya, lantaran keinginannya masih sering berubah-ubah.Â
Warna dinding, misalnya, sekali waktu ingin perpaduan warna lila dan putih. Memang terlihat bagus. Namun, akan cepat membosankan. Saya katakan agar ia memikirkan terlebih dahulu, karena warna tersebut akan menemaninya sehari-hari.
Benar saja, sekitar dua minggu kemudian anak saya berubah pikiran. Akhirnya, warna putih untuk seluruh dinding adalah keputusannya.
Sengaja saya membebaskan putri saya memilih gaya yang sedang tren dan cocok untuk anak seusianya. Suami dan saya hanya memastikan apakah barang-barang tersebut pas atau tidak untuk diletakkan di kamar. Tentu, tugas utama kami merakit, memasang dan meletakkan mebel sesuai tempatnya.
Tempat tidur ingin diganti dengan yang lebih besar. Lebih nyaman dan lebih praktis jika temannya menginap, tidak perlu menggelar kasur.
Lantas tempat tidur yang lama, yang kondisinya masih sangat bagus, harus diletakkan di mana? Tak ada jalan lain, harus memasang iklan di surat kabar lokal. Dibuang sayang.
Sedangkan menyimpan di gudang juga bukan cara terbaik, hanya menumpuk debu dan akhirnya suatu saat hanya menjadi sampah.
Secara kebetulan, Mika, tetangga sebelah rumah melintas. Kami tawarkan, ternyata dia memang sedang butuh tempat tidur tambahan, karena adik iparnya akan berkunjung.