Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ada Aroma Harum Tembakau Indonesia di Romantisnya Kota Bremen

18 Agustus 2020   09:04 Diperbarui: 9 Januari 2021   07:08 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rathaus Bremen - Foto: HennieTriana

Liburan musim panas tahun ini kami putuskan untuk mengunjungi beberapa tempat di bagian Utara negara Jerman, salah satunya adalah kota Bremen.

Jaraknya dari tempat tinggal kami sekitar 700 km. Kami tempuh selama sekitar hampir 10 jam perjalanan dengan mengendarai mobil, termasuk istirahat makan dan mengisi bahan bakar.

Negara Bagian Bremen, atau nama lengkapnya Freie Hansestadt Bremen, adalah salah satu negara bagian di Jerman yang dibentuk dari dua kota, yaitu kota Bremen dan Bremerhaven. Kota Bremen sebagai ibukota, saat ini memiliki jumlah penduduk sekitar 569.000 jiwa. 

Marktplatz 

Kota yang dihiasi dengan gedung tua yang indah dan terawat ini terlihat sangat cantik dan menyajikan romantisme masa lalu. Di alun-alun kota yang sangat luas dan merupakan salah satu alun-alun kota terindah di Eropa terdapat bangunan-bangunan kuno di sekelilingnya.

Salah satunya adalah gedung Balai Kota (Rathaus), dibangun pada tahun 1405. Gedung megah bergaya Gotik ini mewakili otonomi kedaulatan Kekaisaran Romawi Suci.

Menjelang akhir abad ke-16 gedung Balai Kota direnovasi dan diperluas, karena tidak mencukupi untuk menampung jumlah perwakilan Senat. Fasad bangunan kemudian dipercantik dengan gaya Weser-Renaissance* yang kaya dengan figur dan relief berbentuk malaikat, manusia dan hewan mitos. 

Ronald Bremen - foto: HennieTriana
Ronald Bremen - foto: HennieTriana
Di tengah alun-alun berdiri patung ksatria Ronald dengan pedang terhunus. Patung yang terbuat dari batu pasir dengan total tingginya sekitar 10 meter ini adalah simbol kebebasan kota, yang pada masa silam dihasilkan dari hukum pasar dan yurisdiksinya sendiri.

Rathaus dan Patung Roland ini pada tahun 2004 tercatat dalam daftar Situs warisan dunia UNESCO.

Schnoor

Tidak terlalu jauh dari alun-alun, jika kita berjalan kaki terdapat distrik tertua di kota Bremen. Di distrik Schnoor terdapat sekitar 100 rumah mungil yang berdiri sejak abad ke-17, berbaris di jalan yang sempit.

Nama Schnoor berasal dari dialek masyarakat di wilayah ini, dalam Bahasa Jerman adalah "Schnur" yang berarti; baris, tali. 

Schnoor Bremen - foto: HennieTriana
Schnoor Bremen - foto: HennieTriana

Pada jaman dulu, sebagian besar wilayah ini dihuni oleh para nelayan dan pelaut. Salah satu pelabuhan pertama Bremen dan Belge, anak sungai Weser terletak di sekitar distrik ini. Sampai sekarang rumah-rumah ini masih dijadikan hunian dan sebagian adalah toko, cafe dan restoran.

Tembakau Indonesia

Sejak berabad-abad yang lalu Kota Bremen terkenal dengan bursa perdagangan tembakau mentah. Sekitar pertengahan tahun 1800-an ada sekitar 10.000 orang dari kota ini yang aktif dalam pembuatan cerutu. Pada saat itu Bremen merupakan pusat impor tembakau mentah di Eropa Utara.

Di akhir tahun 1950-an karena konflik Irian Barat pusat perdagangan tembakau Indonesia dari Belanda dipindahkan ke Bremen. Tepatnya pada tahun 1959 ditandatangani perjanjian antara pemerintah Indonesia di bawah naungan Kementerian Perdagangan dengan Bremen.

Tembakau yang berasal dari Jawa dan Sumatera (kita pasti pernah mendengar mengenai "Tembakau Deli") yang dilelang di bursa tembakau di kota Bremen.

Kualitas yang baik menjadikan tembakau Indonesia menjadi produk yang diminati oleh penikmat cerutu. Indonesia adalah pemasok tunggal tembakau pembungkus cerutu terbesar di dunia.

Foto: Kuzaj/kreiszeitung.de
Foto: Kuzaj/kreiszeitung.de
Pada tahun 1961 didirikan gedung dengan bentuk atapnya yang unik, khusus untuk lelang tembakau di kota Bremen. Di sinilah pedagang dan produsen datang dari seluruh dunia untuk menawar tembakau Indonesia.

Dulunya hingga 400 orang yang mengikuti pelelangan di sini dengan jumlah 60.000 bal** tembakau. Saat ini jumlahnya hanya beberapa orang saja dan hanya sekitar  1.500 bal tembakau Sumatera dengan kualitas tinggi. 

Sejak tahun 2013 gedung "Tabak Brse" (Bursa Tembakau) menjadi salah satu gedung cagar budaya yang dilestarikan. 

Catatan;
*Weser-Renaissance; gaya bangunan Renaissance yang dijumpai di wilayah sekitar sungai Weser yang berada di wilayah barat daya negara Jerman.
**bal; 1 bal berisi 70 kg tembakau
-------
Hennie Triana Oberst - DE.18082020
Bacaan: bremen.de,  smokersplanet.de

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun