Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Katanya Bahasa Indonesia Itu Gampang, tapi Kenapa Sering Salah Ngomong?

9 Agustus 2020   07:03 Diperbarui: 9 Agustus 2020   07:33 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama saya belajar di sekolah hingga perguruan tinggi, saya hanya mempelajari Bahasa Indonesia dan Inggris saja. Oh iya, tambahan Bahasa Arab sedikit ketika belajar sore hari di Madrasah, tetapi sayangnya, saya sudah lupa sama sekali karena hanya belajar dasar-dasarnya saja.

Walaupun jauh dari sempurna, Bahasa Indonesia saya tidak jelek sekali. Dulu, sewaktu bekerja di Jakarta, bos saya sering meminta saya membuat surat resmi yang dikirimkan ke kantor pemerintah.

Iya, karena perusahaan tempat saya bekerja dulu adalah perusahaan asing, maka surat menyurat memang lebih banyak ditulis dalam Bahasa Inggris. Hampir semua, pegawainya lebih menguasai Bahasa Inggris daripada Bahasa Indonesia, walaupun semua adalah orang Indonesia.

Saya senang-senang saja melakukan perintah dari atasan. Kapan lagi membuat surat resmi berbahasa Indonesia jika tidak berhubungan dengan pekerjaan.

Di kemudian hari, di fase kehidupan berikutnya, saya mempelajari Bahasa Jerman, bahasa yang digunakan di negeri yang sekarang menjadi rumah saya.

Tak bisa dipungkiri bahwa Bahasa Jerman itu sangat rumit dan membingungkan, ditambah lagi dengan kata sandang pada setiap kata benda  yang memiliki tiga "jenis kelamin". Kata sandang ini sebutannya dalam bahasa Jerman adalah Artikel.

Memang saya tidak akan membahas Bahasa Jerman, tidak juga membahas Bahasa Indonesia. Saya hanya ingin membahas komentar orang Indonesia yang sedang atau pernah belajar Bahasa Jerman.

"Bahasa Jerman itu sulit, rumit. Kalau Bahasa Indonesia itu gampang, kata kerja tidak berubah."

Kalimat seperti ini yang paling sering saya dengar dari beberapa orang Indonesia. Biasanya saya timpali bahwa Bahasa Indonesia itu terkesan lebih gampang karena kami lahir dan besar di Indonesia.

Memang betul, dalam Bahasa Indonesia, kata kerja (verba) tidak berubah mengikuti kata ganti orang (pronomina persona), baik itu tunggal maupun jamak. Tetapi cakupan Bahasa Indonesia tidak sesempit kata ganti orang dan kata kerja saja. 

Sangat disayangkan, mereka yang mengatakan bahwa Bahasa Indonesia itu gampang, masih sering salah jika berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. 

Seandainya Bahasa Indonesia gampang, seperti yang mereka gambarkan, saya yakin suami saya sudah mahir berbahasa Indonesia. Dia mendengarkan Bahasa Indonesia setiap hari di rumah, jika saya berbicara dengan anak kami.

Bahasa apapun pasti ada kemudahan dan kerumitannya sendiri. Terutama untuk orang yang tidak memiliki bakat besar dalam menyerap bahasa, seperti saya. Mempelajari bahasa, bagi saya pribadi, adalah hal yang sangat menarik, walaupun butuh perjuangan.

Yang membuat lebih mudah, Bahasa Jerman yang saya pelajari memang digunakan sehari-hari. Orang Jerman itu bangga dengan bahasa mereka. Jadi, jika kita tidak menguasai Bahasa Jerman, akan sulit sekali berinteraksi dan hidup nyaman di negara ini.

Dibandingkan Bahasa Mandarin yang pernah saya pelajari selama menetap beberapa tahun di Tiongkok, bagi saya, Bahasa Jerman relatif lebih gampang dipelajari. Karena huruf dan cara membacanya sangat mirip dengan Bahasa Indonesia, dibaca seperti yang ditulis (kecuali pada huruf-huruf tertentu).

Sementara dalam Bahasa Mandarin, walaupun verba tidak berubah mengikuti pronomina persona, tetapi ada 5 jenis nada baca yang harus dibedakan, beda nada beda artinya. Menghafal dan mempraktikkannya telah membuat saya menyerah.

Saya tidak bermaksud untuk mengagungkan Bahasa Indonesia, hanya sekedar curhat saja. Alangkah baiknya kita tidak menyepelekan sesuatu, jika kita sendiri pun tidak menguasai hal yang kita bicarakan tersebut.

Karena saya pun bukan ahli Bahasa Indonesia, maka mohon dimaklumi jika banyak salahnya.

-------

Hennie Triana Oberst - DE.09082020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun