Sangat disayangkan, mereka yang mengatakan bahwa Bahasa Indonesia itu gampang, masih sering salah jika berbicara menggunakan Bahasa Indonesia.Â
Seandainya Bahasa Indonesia gampang, seperti yang mereka gambarkan, saya yakin suami saya sudah mahir berbahasa Indonesia. Dia mendengarkan Bahasa Indonesia setiap hari di rumah, jika saya berbicara dengan anak kami.
Bahasa apapun pasti ada kemudahan dan kerumitannya sendiri. Terutama untuk orang yang tidak memiliki bakat besar dalam menyerap bahasa, seperti saya. Mempelajari bahasa, bagi saya pribadi, adalah hal yang sangat menarik, walaupun butuh perjuangan.
Yang membuat lebih mudah, Bahasa Jerman yang saya pelajari memang digunakan sehari-hari. Orang Jerman itu bangga dengan bahasa mereka. Jadi, jika kita tidak menguasai Bahasa Jerman, akan sulit sekali berinteraksi dan hidup nyaman di negara ini.
Dibandingkan Bahasa Mandarin yang pernah saya pelajari selama menetap beberapa tahun di Tiongkok, bagi saya, Bahasa Jerman relatif lebih gampang dipelajari. Karena huruf dan cara membacanya sangat mirip dengan Bahasa Indonesia, dibaca seperti yang ditulis (kecuali pada huruf-huruf tertentu).
Sementara dalam Bahasa Mandarin, walaupun verba tidak berubah mengikuti pronomina persona, tetapi ada 5 jenis nada baca yang harus dibedakan, beda nada beda artinya. Menghafal dan mempraktikkannya telah membuat saya menyerah.
Saya tidak bermaksud untuk mengagungkan Bahasa Indonesia, hanya sekedar curhat saja. Alangkah baiknya kita tidak menyepelekan sesuatu, jika kita sendiri pun tidak menguasai hal yang kita bicarakan tersebut.
Karena saya pun bukan ahli Bahasa Indonesia, maka mohon dimaklumi jika banyak salahnya.
-------
Hennie Triana Oberst - DE.09082020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H