Akhir Juli adalah waktunya penerimaan rapor kenaikan kelas di sekolah putri saya dan mungkin hampir di seluruh sekolah yang berada di negara bagian Baden-Württemberg. Jadwal pengambilan rapor di masa new-normal ini diatur sesuai kelompok yang telah dibagi sejak dilakukan kembali kegiatan belajar di sekolah.
Beberapa hari sebelumnya, kami baru saja membatalkan rencana liburan ke negara Asia. Pemerintah negara Jerman masih memberlakukan travel warning terhadap warganya, untuk tidak bepergian ke negara yang bukan anggota Uni Eropa.
Sudah dua liburan sebelumnya dibatalkan, sekarang menyusul yang ketiga. Liburan sekolah terpanjang yang jatuh pada musim panas (summer). Enam minggu lamanya, dimulai siang setelah penerimaan rapor. Tahun ajaran baru akan dimulai kembali pada tanggal 14 September nanti.
Liburan di Jerman memiliki jumlah hari yang sama di seluruh negara bagian, yaitu 75 hari libur dalam satu tahun ajaran. Ada negara bagian yang memiliki hari libur lebih satu atau dua hari dari yang lainnya, hal tersebut berkaitan dengan libur keagamaan di satu tempat tertentu yang tidak diperingati oleh negara bagian lainnya.
Beberapa teman saya yang pernah bertanya, kenapa anak sekolah di Jerman sering sekali libur sekolah, bahkan libur kenaikan kelas 6 minggu lamanya?
Jumlah total 75 hari libur tersebut masih termasuk rata-rata jumlah hari libur sekolah di negara-negara Eropa. Jerman termasuk yang memiliki jumlah liburan sekolah yang sedang-sedang saja, negara Bulgaria misalnya, memiliki jumlah hari libur sekolah 102 hari per tahun.
Liburan sekolah ini terbagi-bagi di setiap musim tahunan dan sering jatuhnya bersamaan dengan hari besar keagamaan, seperti libur Paskah, Pentakosta dan Natal.
Pelaksanaan liburan sekolah di Jerman terutama liburan summer dilakukan tidak serentak di seluruh negara bagian. Dimulai dari negara bagian di wilayah Utara hingga ke Selatan yang mendapat giliran terakhir, seperti di negara bagian tempat tinggal kami Baden-Wrttemberg dan Bayern (Bavaria).
Kebijakan ini diambil untuk menghindari kemacetan di jalan raya, kurangnya daya tampung penginapan dan transportasi umum akibat kelebihan pemesanan dari warga yang ingin menikmati liburan mereka.
Sejarah liburan sekolah di Jerman
Schulferien adalah sebutan liburan sekolah dalam bahasa Jerman, yang berasal dari kata Schule: sekolah, dan Ferien: hari libur, liburan.
Kata "Ferien" itu sendiri berasal dari bahasa Latin "Feriae" yang artinya Hari Besar atau Hari Raya.
Pada masa Romawi kuno, liburan sekolah dilakukan pada perayaan Saturnalia dan Quinquatria.
Saturnalia adalah ritual acara untuk menyembah Dewa Saturnus, yang menurut mitologi bangsa Romawi Dewa Saturnus adalah dewa benih tanaman atau Dewa Pertanian.
Quinquatria atau Quinquatrus, yaitu perayaan yang dilakukan pada bulan Maret selama 5 hari. Awalnya Quinquatria adalah festival yang diadakan untuk menghormati Dewa Perang Mars, salah satu kegiatannya adalah pertempuran Gladiator.
Selain kedua perayaan tersebut, ada hari libur lainnya selama 4 bulan, pada Juni hingga Oktober, ini adalah hari libur sekolah-sekolah di pedesaan.
Liburan sekolah pada masa silam selain disesuaikan dengan perayaan keagamaan juga pada periode musim panen di wilayah pertanian.
Dari catatan tahun 1898, liburan sekolah telah diatur dalam Undang-undang dengan masa liburan selama 10 minggu. Pelaksanaannya dibagi-bagi berdasarkan hari libur keagamaan dan masa panen. Masa itu liburan musim gugur (Herbstferien) yang jatuh pada bulan Oktober dinamakan "Kartoffelferien" (Liburan Kentang), karena bertepatan dengan musim panen kentang.
Hingga 200 tahun yang lalu masa liburan sekolah yang diisi dengan melakukan perjalanan ke luar kota atau luar negeri hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kaya dan kaum bangsawan saja.
Selain itu kaum pekerja hanya memiliki sedikit hak cuti kerja. Perubahan hak cuti kemudian berlangsung sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, dari cuti 3 hari menjadi 6 hari kerja per tahun.
Aturan tersebut terus diperbarui dan pekerja mendapatkan hak cuti lebih banyak, hingga pada tahun 1964 pekerja di Jerman mendapatkan hak cuti 30 hari dalam setahun.
Liburan masa kini
Liburan sekolah bagi anak-anak juga berubah dengan berjalannya waktu dan gaya hidup dari generasi ke generasi. Liburan tidak lagi identik dengan membantu keluarga di pertanian, melainkan bebas dari tugas belajar dan waktunya bersantai dengan melakukan kegiatan lain yang digemari.
Para orangtua yang memiliki anak di usia sekolah juga bisa mengambil hak cuti mereka dan disesuaikan dengan masa liburan sekolah anak-anaknya. Paling tidak satu kali dalam setahun anak-anak bisa menikmati kegiatan dan perjalanan liburan di masa liburan sekolah mereka bersama orangtuanya.
Musim panas memang identik dengan masa liburan.
-------
Hennie Triana Oberst - DE.29072020
Referensi: Â 1 dan 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H