Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sondermüll, Limbah Berbahaya Baterai dan Pengelolaannya di Jerman

23 Juni 2020   07:09 Diperbarui: 24 Juni 2020   03:35 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini hampir semua dari kita dalam melakukan aktivitasnya tergantung pada baterai. Coba perhatikan di setiap rumah, pasti ada alat elektronik yang kita butuhkan sehari-hari dengan menggunakan baterai. Barang yang umum saja, misalnya berbagai remote control, gadget, jam, mainan anak-anak dan masih banyak contoh lainnya.

Baterai pertama kalinya diciptakan oleh Alessandro Volta, seorang ahli fisika dari Italia pada tahun 1800. Baterai yang dibuatnya ini terdiri dari beberapa tumpukan tembaga dan lempengan seng, yang menghasilkan arus yang merata pada jangka waktu tertentu.

Tiga puluh tahun kemudian penemuan ini dikembangkan oleh John Frederic Daniell, seorang ahli kimia dari Inggris. Walaupun penggunaannya masih belum cukup praktis, tetapi baterai ciptaannya sangat populer karena arus yang dihasilkan lebih baik.

Produksi baterai modern baru dimulai pada tahun 1923 oleh Matsushita, pendiri Panasonic, dengan mengembangkan lampu sepeda yang bertenaga baterai. Lampu ini bisa bertahan hingga 30 jam, sebelumnya hanya bertahan 3 jam saja.

Limbah baterai yang berbahaya
Pada awal saya tinggal di Jerman, saya lihat banyak tempat pembuangan baterai. Biasanya di setiap supermarket, toko barang-barang elektronik, dan banyak toko lainnya, tersedia kotak untuk menampung baterai-baterai yang sudah tidak terpakai lagi.

Tempat pengumpulan ini disediakan untuk memudahkan masyarakat membuang baterai bekas tersebut. Seperti yang kita tahu bahwa baterai tidak boleh dibuang di tempat sampah rumah tangga.

Baterai yang tidak dipakai ini harus kita antarkan sendiri ke tempat pembuangan, seperti yang tersebut di atas, atau bisa juga ke pusat pembuangan sampah.

Di rumah, saya menyediakan satu wadah kecil untuk baterai yang sudah kosong. Menunggu beberapa baterai terkumpul, baru kemudian saya buang ke tempat pengumpulan baterai di supermarket yang biasa saya kunjungi.

Mengapa sangat penting untuk tidak membuang baterai di tempat sampah biasa?

Baterai mengandung bahan berharga seperti seng, besi, aluminium, lithium dan perak yang dapat didaur ulang. Jika dibuang ke tempat sampah rumah tangga, zat-zat ini akan terbuang sia-sia.

Di samping mengandung bahan berharga, baterai juga mengandung zat berbahaya seperti timbal, merkuri dan kadmium. Zat-zat ini akan terkumpul dan mencemari air tanah dan merusak lingkungan.

Zat beracun ini juga membahayakan kesehatan, contohnya timbal bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan anak, merkuri merusak sistem saraf, kekebalan tubuh dan reproduksi.

Pengelolaan limbah baterai di Jerman
Sejak tahun 1998, semua warga di Jerman wajib membuang baterai ke tempat pengumpulan dan pembuangan baterai yang telah disediakan.

Penjual dan pengecer baterai juga wajib menyediakan tempat pengumpulan baterai bekas di toko mereka, dengan dukungan perusahaan-perusahaan pembuat baterai. Aturan ini resmi berdasarkan undang-undang.

Semua baterai yang sudah tidak terpakai lagi harus didaur ulang. Proses daur ulang baterai ini juga sesuai kesepakatan negara-negara anggota Uni Eropa. 

Baterai-baterai yang telah dikumpulkan akan disortir menurut jenis dan ukurannya, kemudian dikirim ke pabrik tempat proses daur ulang.

Di sana, baterai akan dipilah-pilah secara mekanik, sesuai jenis bahannya.

Masing-masing komponen tersebut akan diproses daur ulang lebih lanjut dan menjadi bahan baku produk baru lainnya.

Menurut laporan komunitas daur ulang Uni Eropa, 90% bahan yang ada di dalam baterai ini bisa didaur ulang.

Semakin banyak baterai yang didaur ulang, maka semakin sedikit sumber daya yang terbuang, dan semakin sedikit zat berbahaya yang mencemari lingkungan.

-------

Hennie Triana Oberst

DE 22062020

Ref; planet-wissen.de, panasonic, t-online.de

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun