San Sebastian letaknya hanya 20 km dari perbatasan negara Perancis. Ibukota dari provinsi Gipuzkoa ini terletak di ujung utara semenjanjung Iberia, di teluk Biskaya yang berbatasan dengan negara Perancis.Â
Karena sangat dekat dengan kota yang sedang kami kunjungi di negara Perancis, yang jaraknya hanya selemparan batu saja, sangat disayangkan jika tidak dikunjungi. Alasan lainnya adalah di wilayah yang sedang kami kunjungi selama beberapa hari itu saya tidak menemukan minuman kopi yang enak untuk dinikmati. Mungkin kopi bukan menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat setempat.
Donostia - San Sebastian sebutan lengkapnya. Donostia berasal dari bahasa orang Basque, yaitu wilayah otonomi Basque, sedangkan San Sebastian adalah bahasa Spanyol. Orang-orang setempat menyebut kota ini dengan nama Donostia.
Menurut asal usulnya kota San Sebastian diberi nama dari Biara San Sebastian yang berada di distrik Antiguo sekarang. Sekitar tahun 1180 kota ini didirikan oleh Raja Sancho dari Kerajaan Navarra sebagai kota pelabuhan kerajaan. Wilayah ini sempat beberapa kali dikuasai Perancis, tetapi bisa direbut kembali. Â Â
Pariwisata dan perdagangan adalah kekuatan ekonomi di kota pesisir wilayah Basque ini. San Sebastian dikelilingi oleh tiga bukit, yaitu Ulia, Urgull dan Igueldo.
Di atas bukit Urgull terdapat satu Benteng atau Kastel yang dikenal dengan nama Castillo de la Mota, yang berdiri sejak abad ke-12. Pernah rusak pada masa perang, tetapi kemudian diperbaiki dan dibangun kembali. Di puncaknya berdiri patung Yesus Kristus setinggi 12 meter. Pemandangan yang menjadi salah satu ciri khas kota ini.
Untuk menuju bukit-bukit cukup dengan berjalan kaki yang tidak memakan waktu lama. Tetapi menuju bukit Igueldo telah disediakan bagi wisatawan kereta yang menuju puncaknya. Di atas bukit, dari ketinggian 200 meter akan tersaji pemandangan indah hingga menjangkau negara Perancis.
Menyusuri kota tuanya yang indah dengan hiasan bangunan lama dan sarat dengan sejarahnya, atau menikmati pemandangan pantai sambil berjalan-jalan di sepanjang kawasan pejalan kaki di pinggirnya, juga bersantai menikmati pasirnya yang lembut merupakan satu keasyikan tersendiri di kota ini.
Siesta yang sebenarnya dan asal usulnya
Kami berangkat agak siang ke kota ini dan mampir dulu ke tempat lainnya. Saat tiba di sana ternyata waktunya mereka istirahat siang. Hampir semua restoran dan toko tutup dan mulai pukul 15.30 mulai buka kembali.
Kota ini dikenal dengan kulinernya yang lezat, sayangnya siang itu rumah makan yang buka hanya menyediakan minuman. Ada beberapa department store yang buka, tetapi toko perorangan tutup semua.
Umumnya perusahaan menerapkan istirahat siang selama 2 jam. Di masa lalu para karyawan pulang ke rumah pada jam istirahat mereka, untuk bisa makan bersama keluarga di rumah. Setelah itu istirahat sejenak, dengan tidur sebentar.
Asal usul siesta atau tidur di siang hari hari ini berasal dari daerah selatan negara Spanyol. Para petani yang tidak dapat bekerja di panasnya hari. Mereka menebus jam tidurnya pada siang hari, karena pada malam hari mereka melakukan semua kegiatan yang tidak mungkin mereka lakukan pada hari yang panas.
Jadi sebenarnya siesta itu bukan tidur siang pada istirahat makan siang yang panjang pada umumnya.
Tradisi siesta ini biasa dijumpai di Spanyol, negara-negara Mediterania, Eropa bagian selatan dan Amerika Latin.
Kota tempat pemandian air panas
Iklim laut kota San Sebastian sangat baik untuk kesehatan kulit. Karena itu banyak ditemukan resor di pinggir pantai yang menjadi tujuan wisatawan untuk berlibur di kota ini.
Sejak tahun 1845 Ratu Isabella II selalu melewati musim panasnya di wilayah ini, demi mengatasi masalah kulit yang beliau alami. Hingga saat ini bangunan-bangunan indah dan mewah dari abad 19 disediakan untuk para tamu, lengkap dengan pemandian air panasnya.Â
Selain itu San Sebastian juga dikenal sebagai kota penyelenggaraan Festival Film Internasional. Satu tempat yang diminati para bintang dan orang terkenal di dunia.
Selamat menikmati San Sebastian!
-------
Hennie Triana Oberst
DE 05062020
Referensi: welt.de, handelsblatt.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H