Kembali ke pesan dari Kompasianer Abanggeutanyo. Terima kasih tak terhingga atas komentar dan sarannya. Saya cukup lama berhenti menulis di Kompasiana, sampai tahunan.
Alasannya karena beberapa tahun lalu saat saya masih di Tiongkok, Kompasiana kadang sering error. Ditambah lagi jaringan internet di Cina relatif lambat (saat itu), bisa jadi lokasi rumah kami yang memang tidak baik menangkap sinyal. Saking seringnya error, maka saya pun putus asa untuk mencoba menulis lagi di Kompasiana.
Hingga tahun 2019, tanggal 4 November saya kembali menulis di K, menyambung artikel yang sudah lama terputus. Saat itu saya telah kembali ke Jerman, dan sepertinya jaringan K hingga saat ini baik-baik saja.
Penulis di Kompasiana yang saya kenal baik dan masih aktif menulis selain Mama Syasya adalah Pak Tjiptadinata Effendi dan Bu Roselina, juga Kompasianer dari Jerman, Gaganawati Stegmann.Â
Di tulisan saya yang kedua di tahun 2019 saya dapat sambutan dan komentar dari Pak Tjipta;
"Halo Hennie,welcome back. Senang baca tulisannya lagi. Terima kasih ya ,salam hangat dari kami untuk sekeluarga.ya"
Sesuai saran dari Abanggeutanyo, tulisan lama saya yang berantakan penampilannya, bahkan banyak yang hilang komentar dan gambarnya, perlahan saya rapikan. Tapi bentuk tulisannya masih sama, sebagai bahan perbandingan dan pembelajaran untuk saya.
Penampilan Kompasiana juga ternyata sudah sangat berubah, dengan tingkat dan poin-poin yang berlaku. Saya kembali menjadi penulis baru sejak 2019 itu. Kemudian mengenal penulis-penulis lain yang yang sudah lebih lama (dibandingkan saya ketika kembali di 2019).
Kompasiana ternyata adalah sebuah rumah yang menyajikan tulisan dari ribuan individu yang saling terhubung dan mendukung satu sama lain.
Terima kasih untuk semua.
Salam hangat selalu.