Di satu jalan utama yang sangat dikenal di tengah kota Shanghai berdiri megah Jing'an Temple. Kuil ini adalah salah satu tempat ibadah umat Buddha yang paling terkenal di kota ini.
Bukan saja karena lokasinya di Nanjing West Road dan bangunannya berdampingan dengan pusat perbelanjaan modern, restoran dan cafe, tetapi bentuk bangunannya dan warna emasnya yang langsung menarik perhatian semua orang.
Saya beberapa kali mengunjungi tempat ini, dengan teman-teman sesama orang asing di kota ini, juga ketika ada teman yang kebetulan sedang datang mengunjungi kami. Bagi yang ingin mengunjungi kuil ini tetapi malas menghadapi kemacetan kota Shanghai, terutama di jam-jam sibuk, atau ketika sedang turun hujan, lebih praktis menggunakan Metro.
Sistem transportasi umum di kota Shanghai sangat nyaman, jalur kereta bawah tanah bisa diunduh online, tersedia dalam bahasa Mandarin dan Inggris, tepat waktu dan berangkat setiap beberapa menit sekali.
Jing'an Temple merupakan salah satu temple yang tua di Shanghai, dibangun pada tahun 247 Â di masa kekuasaan Dinasti Wu (220-280), letaknya di tepian sungai Suzhou (sungai Wusong) dan diberi nama Hudu Chong Yuan.
Sepertinya ganti penguasa, ganti juga namanya. Tempel ini berubah namanya menjadi Yongtai pada saat masa Dinasti Tang (618-907).
Tahun 1008, di masa kekuasaan Dinasti Song (960-1279) nama temple berubah lagi menjadi Jing'an, yang artinya "ketenangan dan kedamaian". Setelah itu tidak ada penggantian nama hingga sekarang.
Akibat banjir yang terjadi tahun 1216, kuil dipindahkan dari sungai Wusong  ke lokasinya yang sekarang di tengah kota Shanghai. Jing'an menjadi pusat peribadatan umat Buddha yang sangat penting di Tiongkok.
Ketika terjadi Revolusi Budaya (1966-1976) kuil ini hancur dan dijarah, mereka mengusir para biarawan dari kuil ini. Tempat ibadah ini kemudian berubah fungsinya menjadi pabrik plastik. Tahun 1972 terjadi kebakaran besar yang hampir menghabiskan seluruh bangunan kuil ini.Â
Pada tahun 1983 bangunan ini dikembalikan fungsinya menjadi tempat ibadah. Kemudian secara bertahap, dimulai tahun 1998 bangunan mulai direnovasi dan direstorasi. Hingga 1990 tempat ibadah ini dibuka kembali untuk umum.
Masih ada beberapa bagian di kompleks peribadatan ini yang masih dalam tahap pemugaran ketika saya mengunjunginya. Sehingga beberapa titik tidak mungkin dimasuki, termasuk juga beberapa tempat yang memang tidak dibuka untuk umum.
Kompleks kuil Jing'an ini terdiri dari pelataran utama yang dikelilingi oleh dua sisi paviliun, aula utama dan aula pintu masuk. Pintu masuk ini yang terletak di West Nanjing Road yang ingar-bingar, tetapi ketika kita memasuki halaman kuil ini akan disambut keheningan dari rumah peribadatan ini.
Aula utama memiliki pilar kayu jati besar dan balok yang berukir. Langit-langitnya juga didekorasi dengan panel kayu yang berukir. Ruangan ini dikhususkan untuk Buddha Gautama, tokoh utama ajaran Buddha.
Di sini terdapat patung Buddha dalam posisi duduk yang terbuat dari batu Giok, dengan tinggi 3,8 meter dan berat 11 ton. Patung Giok Buddha dalam posisi duduk yang terbesar di Cina.
Di satu ruangan terlihat beberapa Biksu yang sedang mengadakan kegiatan peribadatan, terlihat beberapa pengunjung juga ikut di sana.
Bagi yang kebetulan sedang berada di Shanghai dan ingin berkunjung ke tempat ini, jika mengendarai mobil atau taksi, temple ini gampang dicari karena tempatnya berada di satu pojok jalan utama.
Bagi yang akan menumpang Metro, ambil Metro Line 2 atau Line 7, turun di stasiun "Jing'an Temple", kemudian keluar dari Exit 1. Jing'an Temple akan langsung terlihat dari pintu keluar stasiun.
Selamat Hari Raya Waisak untuk umat Buddha!
Salam damai.
.
-------
Hennie Triana Oberst
DE 07052020
(Shanghai 2013-2017)
Referensi: urlaubsziele.com, shjas.org, de.wikipedia.org
"Waisak 2564 BE/2020"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H