Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Raps, Si Kuning yang Kaya Minyak

4 Mei 2020   12:03 Diperbarui: 4 Mei 2020   12:18 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minyak Raps - foto: pflanzenforschung.de (Kathleen Rekowski/fotolia.com)

Jalan-jalan sore di sekitar perumahan tempat tinggal kami yang dikelilingi ladang terasa sangat menyenangkan. Ada kelebihannya jika tinggal di pinggiran kota di dekat lahan pertanian seperti ini.

Setiap saat bisa jogging atau sekedar jalan-jalan santai sambil menikmati udara kebun di jalan-jalan kecil yang dibuat di sekitar tanah perkebunan. Di sekitar tempat tinggal kami lahan kebun ada beragam jenisnya, seperti jagung, kentang, raps dan lainnya. 

Dari kejauhan sudah terlihat hamparan kuning layaknya permadani yang sangat lebar. Warna indah kuning bunga dari tanaman Raps, sekitar bulan April dan Mei akan terlihat di mana-mana. Jika kita berkendara di jalan luar kota pemandangan cantik ini juga terlihat  di lahan pertanian sisi jalan.

Raps sebutannya dalam bahasa Latin adalah Brassica napus.

Tanaman ini mengandung minyak yang dihasilkan dari bijinya. Raps berasal dari wilayah timur Mediterania. Menurut catatan sejarawan, orang-orang Romawi kuno sudah mengetahui bahwa tanaman ini mengandung minyak.

Bunga-bunga raps biasanya bertahan sekitar empat minggu lamanya. Setelah itu bunganya berubah menjadi polong berwarna hijau, di dalam polong inilah tumbuh biji raps yang berwarna hitam. Setelah itu daun tanaman ini perlahan akan rontok ke tanah. Polong raps panjangnya bisa mencapai 10 cm dan akan berubah menjadi warna coklat ketika telah ranum dan siap dipanen, pada sekitar bulan Juli. 

Budidaya raps di Eropa dimulai sekitar akhir Abad Pertengahan, diawali oleh orang Belanda, kemudian meluas ke dataran rendah wilayah Jerman bagian utara.

Industri minyak raps dimulai pada awal abad ke-19 dan permintaan minyak semakin meningkat dari tahun ke tahun. Negara Jerman mengolah minyak raps hanya mengandalkan pertanian domestik dengan syarat dan aturan yang sangat ketat diberlakukan.

Penggunaan bahan kimia untuk pupuk dan obat-obatan terhadap tanaman ini dilarang, begitu juga budidaya tanaman raps dari hasil rekayasa genetik dilarang di seluruh negara Uni Eropa.

Dari benihnya yang tumbuh sekitar satu tahun akan mencapai ketinggian 30 hingga 150 cm, tergantung dari jenis tanamannya. Biji tanaman raps mengandung 45% minyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun