Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Wandern, Aktivitas yang Sangat Digemari Orang Jerman

11 April 2020   17:56 Diperbarui: 11 April 2020   20:22 1032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang tadi ketika sedang merapikan dan memotret bunga-bunga yang mulai mekar di halaman rumah, anak-anak tetangga sebelah rumah saling berebutan menyapa. 

"Hallo hallo. Lagi ngapain kamu?"

Dua anak lelaki kecil usia 5 dan 3 tahun itu mendekat ke pinggiran pagar tanaman pembatas halaman rumah kami. 

“Wir gehen wandern" 

Mereka berdua mengatakan dengan ceria "akan pergi wandern" sambil menuju ke mobilnya.

"Selamat bersenang-senang ya!"

Saya pun membalas dan mengobrol sedikit dengan kedua orangtua mereka.

Wandern adalah kegiatan rekreasi dan olahraga dengan berjalan-jalan yang biasanya ditempuh dalam beberapa jam. Wandern bisa diartikan hiking atau long walk.

Sebagian besar orang Jerman sangat dekat dengan alam. Sejak kecil anak-anak mereka sudah dikenalkan dan diajari untuk dekat dengan lingkungan. Salah satu kegiatan yang paling sering mereka lakukan adalah jalan-jalan menyusuri daerah perbukitan atau hutan kecil. 

Kebiasaan ini dimulai dari keluarga di rumah. Jika hari Sabtu atau Minggu sore dan cuaca mendukung, akan banyak terlihat di taman atau hutan kota, keluarga yang sedang berjalan-jalan bersama anak-anak mereka yang masih kecil. Aktivitas jalan kaki ini memang seperti menjadi bagian budaya di sini.

Masyarakat yang tinggal di Jerman memang harus tahan berjalan kaki lama. Kebiasaan sehari-hari ini dulu di Indonesia yang jarang saya lakukan. Berjalan kaki hanya sekedarnya saja.

Saya ingat ketika hampir dua tahun tinggal di Beijing Tiongkok, waktu itu putri kami masih di Kindergarten. Jika kami berada di Jerman, anak kami tetap masuk Kindergarten di dekat rumah.

Suatu kali mereka melakukan kegiatan wandern ini. Ketika saya jemput siang harinya, pimpinan TK mengatakan kepada saya sambil tertawa, anak saya sudah tidak biasa berjalan jauh, dia mengeluh capek. 

Di Kindergarten memang kegiatan wandern ini selalu dilakukan. Untuk jalan-jalan khusus ke hutan, umumnya diadakan pada musim semi dan musim gugur. Sedangkan wandern di sekitar TK yang tidak terlalu jauh sangat sering dilakukan. Anak-anak dikenalkan dengan berbagai jenis tanaman-tanaman yang tumbuh di sekitar lingkungan mereka, juga binatang-binatang kecil yang ada di sana.

Masa liburan juga sering mereka isi dengan kegiatan ini. Saya dan suami termasuk yang jarang melakukan wandern menyusuri alam. Apalagi sejak memiliki anak. Kami lebih memilih jalan-jalan menyusuri kota atau pedesaan yang tidak terlalu jauh dari rumah penduduk.

Pergi wandern dengan membawa ransel dan bekal untuk di jalan hampir tidak pernah lagi kami lakukan. Entah karena memang bukan hobi kami atau sudah bosan karena malas repot.

Saya dulu aktif di pramuka. Menyusuri alam bukanlah kegiatan asing. Ditambah lagi beberapa kali pergi camping dan mendaki gunung dengan teman-teman. Mungkin itu juga alasannya, sudah merasa cukup karena bukan hobi.

Kenapa orang Jerman suka dengan aktivitas wandern ini?

Menurut mereka, wandern membuat orang bahagia dan saatnya menikmati kebebasan. Kegiatan ini selain menyehatkan, juga sebagai relaksasi pikiran. Dengan berjalan kaki membuat badan bugar, menghilangkan stres dan meningkatkan kesehatan tubuh.

Sambil berjalan, kegembiraan akan didapat dengan menikmati pemandangan alam yang indah. Momen ini juga untuk mengenal lingkungan di mana mereka tumbuh dan menghargai alam sebagai sumber makanan dan minuman yang mereka dapatkan untuk hidup. Dengan sendirinya rasa cinta terhadap alam juga akan tumbuh.

Di negara-negara Eropa yang memiliki wilayah dengan alamnya yang indah, pariwisata alam dikembangkan dengan baik. Jalur-jalur untuk jalan kaki dan pendakian disediakan, juga sangat diperhatikan keamanannya.

Banyak bisa kita temukan brosur penawaran wisata alam untuk wandern di hotel-hotel, terutama saat musim panas. Penawarannya tentu beragam, ada rute yang tidak terlalu sulit untuk dijalani, ada juga yang sedikit rumit hingga mendaki perbukitan.

Menurut Markus Fischl, seorang psikiater dari Linz-Austria, "Wandern adalah obat yang tak ternilai harganya jika dijual sebagai obat."

Wandern memiliki efek pencegahan terhadap kesedihan, kelesuan dan depresi.

HennieTriana Oberst
DE 11042020
Referensi: bergwelten.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun