Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Minecraft, Pilihan Permainan Kreatif untuk Anak Selama Masa Isolasi Pandemi Corona

11 April 2020   04:04 Diperbarui: 11 April 2020   04:24 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by Chiara/ dok. HennieTriana

Pendapat saya pribadi, minecraft ini tidak buruk. Memang ada sosok monster, zombie, rangka manusia, tetapi penggambarannya tidak mengganggu dan menyeramkan. Ada hal positif dari permainan ini, kreativitas anak digugah untuk merencanakan dan menciptakan bentuk satu bangunan. 

Selama masa isolasi dan liburan ini anak saya setiap hari bermain game online ini dengan server mode, yang digunakan untuk bisa bermain bersama dengan pemain lainnya. Teman-temannya dan sepupunya yang biasanya bermain bersama.

Setelah selesai makan malam mereka mulai sibuk bermain online. Sepertinya hanya ini cara satu-satunya anak-anak saling berkomunikasi sambil bermain. Kebosanan mereka karena sekolah terpaksa diliburkan akibat pandemi corona

Beda situasinya jika masa liburan sekolah dan kami tidak pergi ke luar kota. Anak-anak yang hanya di rumah saja bisa janjian bertemu. Sudah beberapa hari terakhir ini anak saya berkata dia ingin sekolah lagi, bosan karena kami tidak bisa ke mana-mana dan rindu dengan teman-teman sekolahnya.

Sudah bisa dipastikan segala sesuatu yang membuat kecanduan itu berakibat buruk, termasuk game online ini berisiko menjadikan anak kecanduan. Bahkan saya pernah mendengar seorang kenalan yang menceritakan anaknya pernah kecanduan game online sehingga beberapa bulan tidak belajar sama sekali, sehingga nilai sekolahnya juga anjlok. Beruntungnya belum sampai terlambat dan bisa dikontrol lagi.

Jalan yang sederhana saya tempuh adalah memantau tetapi juga memberikan kepercayaan kepada anak saya. Hanya saja selama masa “Zuhause bleiben" ("di rumah saja”) ini saya lebih memberinya kelonggaran.

Saya sebagai orang tuanya saja sesekali kesal dan bosan karena tidak bisa ke mana-mana dan bertemu dengan teman, apalagi anak saya yang sehari-hari bermain dengan teman-temannya.

Harus tetap semangat menunggu masa isolasi berakhir.

-------

HennieTriana Oberst

DE 10042020

Referensi: de.wikipedia-org, schauhin.info

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun