Pendapat saya pribadi, minecraft ini tidak buruk. Memang ada sosok monster, zombie, rangka manusia, tetapi penggambarannya tidak mengganggu dan menyeramkan. Ada hal positif dari permainan ini, kreativitas anak digugah untuk merencanakan dan menciptakan bentuk satu bangunan.
Selama masa isolasi dan liburan ini anak saya setiap hari bermain game online ini dengan server mode, yang digunakan untuk bisa bermain bersama dengan pemain lainnya. Teman-temannya dan sepupunya yang biasanya bermain bersama.
Setelah selesai makan malam mereka mulai sibuk bermain online. Sepertinya hanya ini cara satu-satunya anak-anak saling berkomunikasi sambil bermain. Kebosanan mereka karena sekolah terpaksa diliburkan akibat pandemi corona.
Beda situasinya jika masa liburan sekolah dan kami tidak pergi ke luar kota. Anak-anak yang hanya di rumah saja bisa janjian bertemu. Sudah beberapa hari terakhir ini anak saya berkata dia ingin sekolah lagi, bosan karena kami tidak bisa ke mana-mana dan rindu dengan teman-teman sekolahnya.
Sudah bisa dipastikan segala sesuatu yang membuat kecanduan itu berakibat buruk, termasuk game online ini berisiko menjadikan anak kecanduan. Bahkan saya pernah mendengar seorang kenalan yang menceritakan anaknya pernah kecanduan game online sehingga beberapa bulan tidak belajar sama sekali, sehingga nilai sekolahnya juga anjlok. Beruntungnya belum sampai terlambat dan bisa dikontrol lagi.
Jalan yang sederhana saya tempuh adalah memantau tetapi juga memberikan kepercayaan kepada anak saya. Hanya saja selama masa “Zuhause bleiben" ("di rumah saja”) ini saya lebih memberinya kelonggaran.
Saya sebagai orang tuanya saja sesekali kesal dan bosan karena tidak bisa ke mana-mana dan bertemu dengan teman, apalagi anak saya yang sehari-hari bermain dengan teman-temannya.
Harus tetap semangat menunggu masa isolasi berakhir.
-------
HennieTriana Oberst
DE 10042020
Referensi: de.wikipedia-org, schauhin.info