Sudah berjalan hampir dua minggu sejak ditutupnya perbatasan negara Jerman pada tanggal 16 Maret 2020 dan aturan social distancing, yang kemudian diubah menjadi physical distancing. Tindakan ini untuk mencegah penularan yang lebih meluas dan menghindari lebih banyaknya korban.
Penutupan perbatasan negara kemudian di susul dengan menghentikan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah, kampus dan TK. Begitu juga hampir semua kantor memberlakukan home office.
Toko-toko ditutup, kecuali toko roti, apotek, supermarket dan SPBU.
Tidak ketinggalan juga restoran dan cafe, ditutup dari pengunjung yang akan makan dan minum di tempat tersebut. Layanan hanya dibuka untuk pesanan yang diantar atau dijemput saja.
Coronavirus yang sebelumnya tidak dianggap serius warga di Jerman (termasuk warga di hampir seluruh dunia), ternyata memakan korban yang angkanya mencengangkan.
Siapa yang bisa menduga dalam sehari jumlah yang terinfeksi di Jerman bisa bertambah ribuan orang.
Sebagian warga di sini yang awalnya bandel -- masih saja berkumpul di tempat umum, bahkan mengadakan "corona party" -- akhirnya menyadari bahwa pandemi corona ini adalah hal yang serius.
Tidak ada lockdown diberlakukan di negara-negara bagian di Jerman, kecuali di negara bagian Bavaria (ibukotanya Munich). Tetapi aturan ketat tetap diberlakukan, misalnya;
Tidak boleh berkumpul lebih dari dua orang di tempat umum. Yang melanggar akan dikenakan denda 500 hingga 25.000 Euro.
Menjaga jarak dengan orang lain minimal 1,5 meter.Â
Peraturan ini berlaku di mana pun, termasuk ketika berbelanja. Jumlah pengunjung yang masuk ke dalam supermarket akan dibatasi, selebihnya harus menunggu dalam antrian di luar supermarket, dengan jarak yang diatur.
Warga diimbau untuk berbelanja seorang diri dan tidak membawa anak-anak. Pengumuman ini bahkan ditempelkan di supermarket.
Warga senior juga diimbau untuk tinggal di rumah.
Keterbatasan gerak dan aturan yang ketat demi kesehatan semua warga ini meningkatkan solidaritas antar warga.Â
Bantuan yang ditawarkan tetangga untuk memenuhi kebutuhan belanja kaum lanjut usia semakin meningkat.
Mereka yang tinggalnya dekat dengan anak-anaknya tentu tidak mengalami masalah. Tetapi banyak kaum senior yang hanya tinggal berdua atau sendirian, jauh dari keluarga. Mereka akan dibantu untuk memenuhi kebutuhannya. Barang belanjaan akan diantar hingga ke rumah mereka.
Beberapa supermarket bahkan melayani pesanan lewat telepon, dan akan mengantarkan pesanan tersebut ke kediaman para senior yang diimbau untuk tidak pergi belanja sendiri. Karena warga senior memiliki resiko lebih besar jika tertular virus corona ini.
Ternyata gaya hidup orang Jerman yang dianggap sangat individualis dan "dingin" tersebut bisa dibuktikan tidak benar.
Coronahilfe sebagai bukti tingginya tingkat solidaritas warga di sini.
Semoga semua orang sehat kembali, begitu juga alam semesta!
.
Coronahilfe; dari kata Corona=virus corona dan Hilfe=bantuan
-------
HennieTriana Oberst
DE 2903220
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H