Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Corona-Pandemi, Jerman Menutup Perbatasan Negara

16 Maret 2020   08:43 Diperbarui: 17 Maret 2020   23:19 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, Eropa telah menggantikan Cina sebagai pusat pandemi coronavirus. Sejauh ini lebih dari 150.000 orang di seluruh dunia tertular virus ini, dan lebih dari 5000 orang yang meninggal. Belum bisa diprediksi kapan puncaknya pandemi ini.

Negara-negara anggota Uni Eropa sebagian telah menutup perbatasan negaranya, seperti Denmark, Polandia, Slovakia, Republik Ceko dan Austria. Penutupan ini untuk meminimalkan penyebaran virus corona.

Jerman juga melakukan hal yang sama, mulai hari ini -- Senin -- 16 Maret pukul 8 (waktu setempat) akan menutup perbatasan dengan Swis, Perancis, Austria, Luxemburg dan Denmark. Masing-masing negara akan memberlakukan hal yang sama, perbatasan ini akan sangat sulit dilewati.

Mulai Senin, selain warga Jerman, hanya yang memiliki kepentingan khusus dan darurat saja yang akan bisa melewati perbatasan.

Bahkan sejak minggu lalu Menteri Kesehatan Jerman mengimbau warga Jerman yang sedang berlibur di negara-negara Uni Eropa lainnya untuk segera pulang.

Alasan lain penutupan perbatasan negara adalah untuk menghindari "panik belanja" dari negara tetangga. Dibandingkan negara-negara tetangganya, harga kebutuhan pokok di Jerman memang relatif lebih murah.

Karena itu banyak orang dari negara tetangga yang berbelanja ke Jerman, terutama orang dari Swiss, mereka sering ke Jerman hanya sekedar untuk berbelanja.

Warga Jerman yang akan melakukan perjalanan ke beberapa negara juga terpaksa harus membatalkan perjalanan mereka. Seorang teman saya yang akan terbang ke Vietnam juga harus membatalkan perjalannya, padahal ia telah merencanakan sejak tahun lalu. Sedih dan kesal tentu saja, tetapi mau bagaimana lagi, situasi memang tidak memungkinkan.

Dari informasi yang saya baca, mereka berhak untuk menerima uangnya kembali karena perjalanan batal disebabkan pandemi Covid-19 ini.

Cerita dari teman lainnya yang bekerja di biro perjalanan di Indonesia. Grup wisatawan mereka yang sedang berada di Austria harus kembali segera ke Indonesia. Kota Wina sangat sepi, seperti kota mati, menurutnya.

Untungnya mereka bisa mengganti dan mendapatkan jadwal terbang dalam waktu singkat, tadi malam mereka kembali ke tanah air. Rencana wisata harus dibatalkan. Austria sudah menutup tempat-tempat wisata, bahkan hanya toko-toko tertentu yang diberi izin untuk buka.

Dalam situasi seperti ini, yang masih tidak bisa dipastikan, lebih baik mengikuti aturan yang sedang diberlakukan. Di medsos dan bahkan ada beberapa teman di Indonesia yang mengatakan pandemi ini terlalu didramatisir. Memang boleh saja masing-masing mengeluarkan pendapatnya. Tetapi ada yang tetap nekad untuk berangkat liburan ke negara-negara Schengen. Bagaimana mereka bisa liburan jika perbatasan tiap negara Schengen ditutup.

Masyarakat Jerman sendiri diimbau untuk menghindari tempat-tempat yang padat pengunjung, mengurangi kontak sosial. Kunjungan ke Rumah Sakit dan Panti Wreda juga sudah dilarang. Tujuannya untuk mengurangi risiko tertular atau menularkan virus corona ini. Bahkan ada pesta pernikahan yang terpaksa harus dibatalkan.

Secara umum, masyarakat di sini tidak berlebihan menyikapinya. Semua berusaha untuk menjalani rutinitas seperti biasa. Hanya lebih awas terhadap lingkungan sekitar.

Toko-toko akan dikurangi jam bukanya, kecuali apotek, supermarket dan SPBU tetap akan buka seperti biasa.

Berharap pandemi ini segera berlalu.

-------

Hennie Triana Oberst

DE 16032020

Referensi: deutschlandfunk.de, spiegel.de, welt.de

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun