Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Berliner, Kue Pelengkap Masa Karnaval

21 Februari 2020   21:56 Diperbarui: 21 Februari 2020   21:51 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: fasching-und-karneval.com

Suatu hari, saat anak saya masih kecil, saya berencana merayakan ulang tahunnya di playgroup. Untuk kepraktisan dan mengikuti selera anak-anak di sini maka saya hanya membeli roti di toko saja. Berliner adalah pilihannya, karena hampir semua anak-anak suka dengan kue ini. 

Saat saya ke satu toko roti penjualnya mengatakan bahwa hampir semua toko roti di daerah kami hanya menjual Berliner pada masa karnaval saja, kecuali memesan beberapa hari sebelumnya dalam jumlah tertentu.

Berliner adalah roti berbentuk bulat, berisi selai dengan taburan gula pasir. Bisa dikatakan sedikit mirip dengan donut.

Dalam bahasa Jerman menyebutkan seseorang yang berasal dari satu tempat sering ditambah akhiran "er".

Ada perbedaan sedikit, "er" digunakan untuk maskulin, dan "erin" untuk feminin.

Misalnya;

Indonesier (orang Indonesia, laki-laki)
Indonesierin (orang Indonesia, perempuan)

Tetapi terkadang ada pengecualian, contohnya;

Deutscher (orang Jerman, laki-laki)
Deutsche (orang Jerman, perempuan)

Begitu juga dengan Berliner, dari namanya kita bisa tahu asal makanan ini. Berliner, berasal dari kota Berlin. Kue ini dikenal juga dengan nama Krapfen, Pfannkuchen dan Kreppel. Penyebutannya memang berbeda-beda di bbeberapa wilayah. Sementara di kota Berlin kue ini dikenal dengan nama Pfannkuchen.

Sejarah Berliner

Menurut tulisan yang dicatat para sejarawan, kebiasaan ini sudah dikenal pada masa abad pertengahan. Masa puasa selama 40 hari Prapaskah bukanlah waktu yang singkat. Aturan puasa pada masa itu melarang untuk mengkonsumsi daging, produk susu, telur dan alkohol.

Untuk menghindari bahan makanan tersebut tidak rusak karena lama disimpan maka dibuatlah campuran dari susu, telur dan mentega menjadi adonan kue yang digoreng. Kue-kue ini kemudian dibagikan oleh pemerintah kota dan biara setempat kepada seluruh penduduk di daerah itu.

Orang-orang Romawi sebelumnya juga sudah mengenal kue sejenis Berliner ini. Mereka membuat adonan menjadi kue berbentuk bola-bola kecil yang digoreng, kemudian dicelupkan ke dalam madu dan ditaburi biji poppy.

Apakah ide dari Berliner ini berasal dari masa bangsa Romawi kuno, belum ada catatan yang menulis tentang hal tersebut. 

Berliner Masa Kini

Sekarang kebiasaan ini sudah mulai berubah, di setiap toko roti menyediakan Berliner setiap hari, hanya pada masa karnaval seperti sekarang ini jumlah yang dijual terlihat lebih banyak dari biasanya.

Begitu juga tampilannya semakin bervariasi, tidak hanya dengan taburan gula saja, tetapi juga dengan lapisan gula glasur warna-warni ditambah berbagai hiasan topping di atasnya.

"Narri-Narro"

-------

Hennie Triana Oberst

DE 21022020
Referensi: morgenpost.de, noz.de

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun