Sejarah Berliner
Menurut tulisan yang dicatat para sejarawan, kebiasaan ini sudah dikenal pada masa abad pertengahan. Masa puasa selama 40 hari Prapaskah bukanlah waktu yang singkat. Aturan puasa pada masa itu melarang untuk mengkonsumsi daging, produk susu, telur dan alkohol.
Untuk menghindari bahan makanan tersebut tidak rusak karena lama disimpan maka dibuatlah campuran dari susu, telur dan mentega menjadi adonan kue yang digoreng. Kue-kue ini kemudian dibagikan oleh pemerintah kota dan biara setempat kepada seluruh penduduk di daerah itu.
Orang-orang Romawi sebelumnya juga sudah mengenal kue sejenis Berliner ini. Mereka membuat adonan menjadi kue berbentuk bola-bola kecil yang digoreng, kemudian dicelupkan ke dalam madu dan ditaburi biji poppy.
Apakah ide dari Berliner ini berasal dari masa bangsa Romawi kuno, belum ada catatan yang menulis tentang hal tersebut.Â
Berliner Masa Kini
Sekarang kebiasaan ini sudah mulai berubah, di setiap toko roti menyediakan Berliner setiap hari, hanya pada masa karnaval seperti sekarang ini jumlah yang dijual terlihat lebih banyak dari biasanya.
Begitu juga tampilannya semakin bervariasi, tidak hanya dengan taburan gula saja, tetapi juga dengan lapisan gula glasur warna-warni ditambah berbagai hiasan topping di atasnya.
"Narri-Narro"
-------
Hennie Triana Oberst