Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Sepotong Kisah Sebelas Musim

22 Januari 2020   05:38 Diperbarui: 23 Januari 2020   23:42 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Winter - dok. HennieTriana

Kemarin kau ulangi lagi, mengenang-ngenang kisah kasih kita 
Padahal aku sudah tidak ingin menghadirkannya di helaan nafasku 
Cerita kita itu terlalu mengiris perasaanku juga perasaanmu 
Buktinya, kau akhirnya meneteskan airmata, tak lagi mampu berkata-kata 

"Laki-laki boleh menangis, karena kalian juga punya hati dan emosi"

Aku ingin bongkahan duka dan luka itu tersimpan dalam dan rapat di dasar jiwa
Biar tak usah lagi memberati langkah kita. Karena hanya meninggalkan jejak yang dalam, 
di permukaan bumi. 

Tapi kenapa kau ungkit-ungkit lagi cerita usang itu.

Lama kemarin, pandangan kita saling bertaut, saat sapamu mengejutkanku.
Senyummu menghangatkan dinginnya Den Haag. 
Lalu kita kaitkan helai-helai senyum kita menjadi kumparan janji

Tapi perjalanan panjangku menyeberangi dua benua itu adalah kado perpisahan kita
Sebelas musim cerita yang kita kumpulkan telah luruh.
Aku pun tak mengerti kenapa kita biarkan lembarannya melayang satu demi satu.

Biar kita tutup saja album kenangan manis kita
Tak perlu kau ungkap rindumu itu
Karena aku pun sangat tau bahwa kau mencintaiku. 

Kita adalah rembulan dan mentari, yang tak kan bisa berdampingan 
Hidup kita terpisah jarak, arah dan waktu. 
Kita tak kan bisa saling meraih

.-------

Hennie Triana Oberst - Deutschland 21.01.2020 - untuk jsrb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun