Di kelas bahasa Mandarin yang saya ikuti di Beijing pesertanya memang dari beragam bangsa dan kemampuan berbahasanya juga berbeda-beda, dari yang sudah cukup lancar berbicara sampai yang masih nol, seperti saya.Â
Kelas ini diselenggarakan secara gratis oleh komunitas setempat. Pengajarnya adalah mantan guru yang sudah pensiun tetapi masih ingin membagikan ilmunya kepada orang lain.
Pagi itu salah seorang teman sekelas, sebut saja Nico, seorang fotografer dari salah satu negara Eropa. Ia baru saja bertugas di beberapa kota di China. Bu Guru memintanya untuk bercerita tentang perjalanannya.
"Sambil melatihmu presentasi dalam bahasa Mandarin", Bu Guru melanjutkan.
"Kami mana bisa mengerti", begitu kami yang pengetahuan bahasanya protes ke Bu Guru.
Seisi kelas pun tertawa. Tapi Bu Guru bilang dia yang akan menerjemahkannya.Â
Nico menjelaskan dia sangat menikmati perjalanannya sebagai fotografer, dekat dengan alam dan masyarakat. Biasanya ia akan menginap di rumah penduduk setempat, mengenal budaya dan kebiasaan masyarakatnya, juga menikmati masakan lokal di sana. Lelaki itu bercerita sambil menunjukkan foto-foto perjalanannya. Salah satu tempat yang menurutnya sangat menarik untuk dikunjungi adalah wilayah Bama.
Bama
Kabupaten Bama terletak di provinsi Guangxi, berbatasan dengan negara Vietnam. Di wilayah ini yang mencengangkan adalah sangat banyak penduduknya yang berusia di atas 100 tahun. Mereka terlihat sehat dan masih bisa beraktivitas secara mandiri.
Masyarakat dunia yang dikenal memiliki harapan umur panjang selain kota Bama ada di pulau Okinawa di Jepang, Vilcabamba di Eckuador dan lembah Hunza di Pakistan. Â