Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ini Tradisi Pesta Pernikahan di Jerman, Jangan Tersinggung Jika Tak Diundang

12 Januari 2020   18:26 Diperbarui: 16 Januari 2020   03:05 6646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiasan bunga - dok. Hennie Triana

Kami baru saja mengunjungi tetangga sebelah rumah, sepasang suami-istri. Sudah lama tidak bertamu, sekedar berbincang sambil minum kopi. Bisa dikatakan merekalah tetangga yang hubungannya sangat dekat, saling membantu. Pasangan yang seumuran dengan kedua almarhum orangtua saya.

Mereka sedang membuat daftar tamu undangan, anak bungsu mereka akan menikah beberapa bulan ke depan. Undangan terbatas hanya untuk keluarga besar dan teman calon pengantin yang paling dekat saja. 

Kami walaupun hubungan tetangganya sangat dekat tidak masuk dalam daftar undangan. Karena di sini tidak biasa mengundang teman orangtua, atau teman saudara kandung, dan seterusnya.

Mengundang dan memilih siapa saja yang akan menghadiri pesta pernikahan adalah sepenuhnya hak kedua calon pengantin. Karena itu adalah acara istimewa mereka. 

Saya ingat dulu ketika masih tinggal di rumah orangtua di Medan. Ibu dan Ayah kami sibuk mengatur waktunya untuk menghadiri undangan pernikahan yang mereka terima. 

Terkadang tidak bisa dihadiri semua karena waktu tidak cukup dan undangan terlalu banyak. Atau sekiranya bisa datang hanya sekedar hadir, memberi salam dan pulang.

Selama menetap di Jerman entah berapa banyak saya hadiri undangan pernikahan, dari keluarga dan teman-teman. Budaya mengundang di sini sedikit berbeda dengan di Indonesia, begitu juga jumlah tamu yang diundang jauh lebih kecil. 

Jumlah tamu 100 orang sudah bisa dikatakan cukup besar. Padahal kalau di Indonesia jumlah 500 orang itu adalah jumlah yang kecil.

Di undangan selalu tertulis tanggal berapa batas waktu kita untuk memberi jawaban apakah kita akan menghadiri acara tersebut atau tidak. 

Datang tiba-tiba atau membawa teman yang tidak tertera di undangan lebih baik jangan dicoba.

Umumnya undangan pernikahan ini adalah acara seharian penuh. Jadi akan sulit dalam sehari itu untuk membagi waktu ke acara pernikahan lainnya, seperti yang biasa ada di Indonesia. 

Kita tidak bisa datang kapan saja dalam rentang waktu yang tertulis di undangan. 

Pengalaman Menghadiri Pesta Pernikahan
Tiap orang merayakan pernikahan juga berbeda-beda, ada yang hanya mengundang pada akad nikah atau resepsi saja, tetapi ada yang mengundang untuk keduanya

Satu contoh ketika saya menghadiri pernikahan seorang teman. Hanya pesta kecil yang sederhana. Acara akad nikah di gereja, setelah itu perayaan kecil di halaman gereja. 

Di lain waktu saya menghadiri pesta pernikahan teman baik suami. Bisa dikatakan hubungan kami sudah seperti keluarga sendiri. Mereka tinggal di kota lain yang jaraknya lumayan jauh, sekitar 800 km dari tempat tinggal kami. Menghemat waktu dan tenaga maka kami putuskan pergi dengan pesawat. 

Sehari sebelumnya kami sudah harus berada di sana. Malam itu kami diundang makan bersama kedua mempelai dan keluarga mereka di rumah orangtua pengantin wanita. Tidak sampai larut malam kami kembali ke hotel, acara esok hari telah menanti.

Pagi sesuai jadwal yang tertera di undangan semua tamu berkumpul di gereja, menghadiri akad nikah yang dilaksanakan pagi itu. Setelah selesai dari gereja, kami semua menuju ke dermaga, menumpang kapal yang telah disiapkan. 

Pagi menjelang siang itu kami berlayar di danau yang terdapat di kota tersebut. Menikmati hiburan dan makan siang yang disajikan di atas kapal. Kembali ke dermaga acara berlanjut di sekitar danau, hingga menjelang makan malam.

Saat itu sudah masuk musim gugur, suhu udara sudah mulai dingin jika malam hari. Resepsi dilanjutkan di dalam gedung. Suasananya sama seperti yang ada di Indonesia, terdapat kumpulan meja dan kursi, berikut nama tamu di atas meja. 

Bedanya acara pesta pernikahan di Jerman tidak ada pelaminan untuk kedua mempelai. Pengantin biasanya duduk semeja dengan keluarganya, tetapi mereka akan berkeliling mengunjungi dan berbincang-bincang dengan semua tamu-tamunya.

Malam itu pesta berakhir hingga pukul 3 dini hari.

Begitulah kira-kira gambaran tradisi perayaan pernikahan di sini. Tamu dan pengantin akan menghabiskan waktu bersama-sama dari awal hingga akhir acara. 

Karena itulah biasanya tidak memungkinkan dalam satu hari untuk menghadiri lebih dari satu pesta pernikahan. Kecuali pesta yang pendek, dan berbeda waktunya. 

Gartenparty - dok. Hennie Triana
Gartenparty - dok. Hennie Triana

Kedua pengantin benar-benar ingin berbagi kebahagian dan merayakannya bersama tamu-tamu yang mereka undang. Orang-orang yang mereka kenal dan punya hubungan sangat erat saja. 

Jadi, seandainya tetangga sebelah rumah menikah, tetapi kita tidak diundang, jangan tersinggung atau marah. Begitulah tradisi pesta di sini.

Seperti kata peribahasa;

Andere Laender andere Sitten

Lain padang lain belalang

.-------

Hennie Triana Oberst
Deutschland, 12 January 2020
'Pesta Pernikahan'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun