Sampai saat ini tugas rutin yang kami berikan kepada anak adalah mengurus seekor kucing yang kami miliki. Memberinya makan, sekaligus membersihkan wadah makan dan minum kucing.Â
Selain mengajarkan memberi makan hewan, saya juga mengajarkannya untuk membersihkan kamar tidurnya sendiri. Membantu merapihkan pekerjaan di dapur seperti menata meja makan dan mengangkat piring kotor, kemudian memasukkannya ke mesin cuci piring. Begitu juga setelah bersih, ia harus menyusun kembali piring-piring ke dalam lemari.Â
Saya tidak bisa mengharapkan semuanya berjalan lancar. Apalagi sekarang ini anak perempuan kami memasuki usia remaja. Usia di mana suasana hatinya sering berubah-ubah setiap saat.Â
Kegiatan sekolah yang semakin padat, dua hari dalam seminggu sekolah hingga sore hari, ditambah les musik dan tari yang ia sukai.Â
Untuk kegiatan seperti ekstra tersebut, saya tidak pernah mengaturnya. Dia bebas memilih untuk mengikuti kegiatan yang dia suka. Kesukaannya juga berubah-ubah. Kalau sudah bosan, lebih baik tidak diteruskan.
Membiasakan anak-anak membantu di rumah terus menerus akan membentuk mereka menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab di kemudian hari.Â
Jika tidak sejak dini diajarkan, akan sulit bagi mereka untuk mulai belajar ketika telah dewasa nanti.
Menurut Dr. Rupert Dernick, seorang dokter anak di Jerman, "Membantu pekerjaan rumah sehari-hari penting bagi psiko-emosi anak-anak. Anak-anak yang terbiasa dengan rutinitas sehari-hari lebih tangguh dibandingkan anak lainnya".
-------
Hennie Triana Oberst
Deutschland, 09 January 2020
"Romantika Menjadi Ibu"
Referensi; berliner-zeitung.de