kartu pos sudah sangat jarang dilakukan sekarang ini. Umumnya di setiap kota, terutama kota yang ramai dengan wisatawan pasti terdapat toko cinderamata yang juga menjual kartu pos dengan foto ikon kota tersebut.
Walaupun belum hilang sama sekali, tetapi kebiasaan saling mengirimkanSaya masih menerima beberapa kartu pos dari beberapa teman di sini jika mereka sedang berlibur ke negara lain. Sejak anak saya masih kecil saya selalu membiasakannya mengirimkan kartu pos ke nenek kakeknya, dan tante angkatnya.
Sekitar tiga tahun lalu, ketika sedang membahas reuni sekolah di WAG, saya bertanya "Siapa yang ingin dikirimi kartu pos dari Jerman?".Â
Ada beberapa kawan-kawan yang senang dan langsung 'japri' Â mengirimkan alamatnya.
Sebahagian lagi menjawab;Â
"Kartu pos, memang masih ada ya?"Â
"Untuk apa dikirimi kartu pos?"
Mungkin saya termasuk orang yang suka bernostalgia, tapi bukan berarti sulit move on ya, saya suka sekali menyimpan kenangan seperti foto, hadiah atau catatan kecil dari teman.
Ada beberapa foto lama yang saya simpan dan buku kenangan yang memuat tulisan lucu, puisi, alamat rumah dan nomor telepon teman-teman sekolah dan kuliah dulu.
Ternyata buku ini berguna juga ketika akan reuni, hampir sebagian besar teman saya lupa nama teman sekelasnya, bahkan teman sebangku pun lupa (heran juga, bagaimana bisa).
Sudah bisa diduga banyak alamat dan nomor telepon sudah tidak berlaku lagi, pindah rumah dan berkeluarga.
Saya juga mengirimkan beberapa kartu pos ke alamat teman yang ada di buku kenangan tadi. Teman-teman yang saya anggap sangat dekat saja. Ada sekitar 10 kartu pos yang saya kirimkan. Saya tuliskan jika mereka menerima kartu pos itu tolong membalasnya ke alamat email saya.Â
Sekitar hampir dua bulan tidak ada balasan sama sekali. Saya pun sudah lupa dengan kartu-kartu tersebut. Hingga ada satu email masuk, menjawab kartu pos saya. Hanya satu-satunya kartu pos ini yang berbalas.
Dari seorang teman kuliah yang lebih dahulu memutus studinya, meninggalkan kami dan hilang kontak.
Bagaimana tidak bahagia, dia mengatakan kehilangan kontak dengan semua teman karena keterbatasan jaringan di tempat tinggalnya yang jauh dari kota dan dia tidak aktif  bermedsos.
Sekali-kali bagus juga kebiasaan kuno ini saya dilakukan, menyambung silaturahmi. Teman-teman yang masih mencintai filateli pasti juga senang bisa mengumpulkan perangkonya.
.
-------
Hennie Triana Oberst
Deutschland, 07 January 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI